Mahasiswa Unnes duduk melingkar untuk menyampaikan keresahan mereka terhadap situasi demokrasi akhir-akhir ini. (Kamis, 22/05/2025) [Sultan/Magang BP2M]
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menggelar aksi dan doa bersama di Simpang Tujuh. Mereka menyampaikan keresahan, seruan pembebasan, dan diakhiri dengan perenungan terhadap kawannya yang ditahan. Aksi ini merupakan bentuk solidaritas guna menuntut kejelasan dari pihak Unnes dalam menyelesaikan kasus ini. Solidaritas dilakukan oleh sesama mahasiswa Unnes dan peserta aksi lain, yang berlangsung dari pukul 16.30 WIB hingga 17.35 WIB pada Kamis, (22/05/2025).
Mahasiswa Unnes duduk melingkar untuk menyampaikan keresahan mereka terhadap situasi demokrasi akhir-akhir ini. (Kamis, 22/05/2025) [Sultan/Magang BP2M]Salah satu kertas yang bertuliskan “Bebaskan Kawan Kami” bersama dengan jas almamater Unnes tersusun saat aksi berlangsung. (Kamis, 22/04/2025) [Lidwina/BP2M]Sepotong spanduk terbentang di Taman Simpang Tujuh bertuliskan “Bebaskan Kawan Kami”. (Kamis, 22/05/2025) [Sultan/Magang BP2M]Selembar kertas bertuliskan “Stop Kriminalisasi Aktivis” sebagai bentuk tuntutan terhadap mahasiswa yang ditahan. (Kamis, 22/05/2025) [Sultan/Magang BP2M]Sebuah spanduk yang tergantung di jembatan sekitar Simpang Tujuh Unnes bertuliskan “All Eyes On Semarang”. (Kamis, 22/05/2025) [Sultan/Magang BP2M]
Fajar, salah satu peserta aksi yang berasal dari Jakarta mengatakan bahwa hal yang mendorong dirinya datang mengikuti aksi ini yaitu sebagai bentuk solidaritas terhadap tiga mahasiswa Unnes yang masih ditahan.
Properti aksi berupa jas almamater melambangkan tiga mahasiswa yang ditahan, kertas seruan, dan pengeras suara menjadi simbol suara mahasiswa yang perlu didengar. (Kamis, 22/05/2025) [Lidwina/BP2M]Para mahasiswa tengah mengepalkan tangan dalam aksi solidaritas terhadap kawan mereka yang sedang ditahan. (Kamis, 22/05/2025) [Lidwina/BP2M]
Seusai aksi, Fajar meniupkan harapannya, ”Harapanku, aku bisa berkontribusi dalam mengawal atau bersolidaritas terhadap isu ini.”