Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Semarang mengadakan forum diskusi dan panggung rakyat dalam rangka memeringati Hari Anti Penyiksaan Internasional pada Selasa, (01/07/2025). Acara yang bertepatan dengan HUT Bhayangkara ini dihadiri oleh para keluarga korban kekerasan aparat. Mereka menyampaikan dengan penuh harap agar keadilan bagi korban dapat ditegakkan. Panggung rakyat yang diselenggarakan turut menampilkan pembacaan puisi dan sajak dengan lantunan gitar. Salah satunya adalah puisi bertajuk “Ke mana anak-anak itu?” yang dibacakan oleh Heri dari AJI Kota Semarang. Kegiatan yang diadakan di Santrendelik ini berlangsung dari pukul 16.24 hingga 18.53 WIB.
![Aris Mulyawan sebagai Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Semarang menyampaikan sambutan sebelum sesi diskusi dimulai (Selasa, 01/07/2025) [Sultan/BP2M]](https://linikampus.com/wp-content/uploads/2025/07/IMG_8538-1024x683.jpg)
Kini, tiba saatnya pembacaan puisi karya Emha Ainun Nadjib yang berjudul “Ke mana anak-anak itu?” oleh Heri, anggota AJI Kota Semarang.
“Kemana aku melihat anak-anak itu lari tunggang langgang? Anak-anak itu diserbu oleh rasa takut yang mencekam.
Aku melihat anak-anak itu berada di bawah semak-semak zaman.
Dan anak-anak itu duduk di balik kegelapan.
Kematian bukanlah tragedi, kecuali jika kita curi dari Tuhan hak untuk menentukannya.
Kematian tidak untuk ditangisi, tetapi apa yang menyebabkan kematian? Itu yang harus diteliti.”
Salah satu peserta diskusi sekaligus anggota Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Menteng, Universitas Wahid Hasyim menyampaikan pertanyaan kepada Poniyem yang merupakan istri korban dari kekerasan aparat tentang harapan hukuman bagi pelaku.
“Kalau saya, hasilnya apapun keputusan dari hakim, ya saya harus ikhlas,” harap Poniyem.
Malika Ainda, salah satu peserta diskusi menyampaikan bahwa forum ini perlu dilakukan sebagai bentuk dukungan moral terhadap keluarga korban. Ia juga mengungkapkan harapannya agar kegiatan seperti ini terus diadakan tanpa adanya intimidasi.
“Untuk harapan sih ya itu, semoga tetap ada terus hal-hal seperti ini dan lebih lancar, nggak kayak ada suatu entah itu intimidasi pihak luar atau apa?” tuturnya.
Sesi diskusi berhenti sejenak menjelang waktu ibadah salat magrib, kemudian dilanjut istirahat. Selepas itu, Nur Salam yang merupakan keluarga Gamma dalam diskusinya berharap terdakwa mendapat hukuman berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).
“Ya kalo harapan dari keluarga kan yang pasti PTDH jalan, karena sampai sekarang PTDH-nya tidak berjalan, masih (dalam proses) banding tapi belum ada keputusan,” harapnya.
Reporter: Nayna, Aan, Sultan
Penulis: Nayna
Editor: Lidwina