Be Seven Steady tampil dalam Excipol 2016. [Doc.BP2M/Yunita] BP2M – Penampilan Be Seven Steady menjadi puncak acara dari serangkaian acara Excipol 2016 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Politik dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Semarang. Acara tersebut merupakan serangkaian kegiatan inaugurasi mahasiswa baru Jurusan Politik dan Kewarganegaraan. Harmoni Konservasi, Sejuta Budaya Inspirasi Untuk Negeri dipilih menjadi tema
Kawanan dedemit menghampiri kuntilanak yang menggendong bayinya yang tengah menangis. [Doc.BP2M/Aditya] Di tengah rintik hujan, semilir angin berhawa dingin terasa sampai kulit. Di teras gedung B6 Fakultas Bahasa dan Seni terlihat orang-orang tengah mengantre presensi kehadiran. Segelas kopi hitam telah siap di tangan masing-masing penonton yang akan menonton pertunjukan. Memasuki ruang gedung, gapura kardus
Lilin-lilin dinyalakan menerangi ruangan aula PKMU lantai 2 saat perayaan HUT UKM Baksos. [Doc.BP2M] Rupanya Tuhan mengabulkan harapan mereka, namun nampaknya ini keblabasan. Listrik mati tanpa diduga sebelumnya. Ruangan seketika menjadi gelap. Panitia terlihat sibuk memperbanyak lilin sebagai penerang ruangan. Padahal rencana awal, lilin menyala hanya pada sesi tertentu. Pada akhirnya lilin-lilin itu tetap menyala
Panitia membagi-bagikan tiket kepada mahasiswa yang akan menonton talk show. [Doc.BP2M/Yunita] “Ayo. Ayoo… Teman-temannya diajak untuk datang. Satu fakultas diajak juga ya! Ayo! Ajak teman-teman, gebetan, pacar, bahkan mantan pacar diajak juga sekalian ya!” seru Melinda, salah seorang panitia yang tengah membagi-bagikan bendelan tiket yang masih banyak. BP2M – Melinda terdengar riuh saat membagikan tiket
Poster film Spotight (2016) Barangkali, hanya investigasilah yang mampu menyelamatkan jurnalisme dari krisis kepercayaan masyarakat sekarang. Saat keredaksian media menetapkan liputan investigasi untuk membongkar suatu kasus, di sana ada pertaruhan yang besar. Bertaruh tenaga, pikiran, dana, hingga nyawa. Prinsip bahwa jurnalisme adalah “mata masyarakat” diuji melawan kabut sistematik yang menutup rapat sayatan luka atas kemanusiaan.
Mahasiswa berseragam hitam-putih berfoto bersama. [Doc.grup maba FIS] “Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu dulu kalau teriak selalu seragam bunyinya: Setuju! Sampai-sampai ada ledekan: kalau ada kucing masuk parlemen, terus mengeong, semua serempak satu suara: Setuju. Setuju. Setuju!” Selorohan khas KH Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus di atas, merupakan satire terhadap kelakuan anggota DPR