Puisi Sastra

Puisi-puisi Ivan Nur Aziz: Untukmu Saudara Mudaku

Untukmu Saudara Mudaku Kawan mudaku, kampus memang menjadi impian semua anak bangsa, tak terkecuali bagi mereka yang hidup masih sengsara. Kawan mudaku, kampus yang selama ini kalian impikan menjadi pondasi kehidupan, ternyata hanya bisa dinikmati untuk mereka orang yang berkedudukan. Kawan mudaku, aku di jalan ini berjanji akan senantiasa memperjuangkan hakmu sebagai penerus negeri. Kawan

Read More
Cerpen Sastra

Ritual Sabtu Pagi

Sekali dalam sepekan, wanita tua itu selalu menghidangkan semangkuk sop iga panas di atas meja tanpa pernah disentuhnya. Asap tipis yang mengepul keluar dari mangkuk itu, ia biarkan menguar lalu hilang dengan sendirinya. Di balik tudung saji bernuansa biru laut itu, ia menyimpannya. Menyimpannya bersama dengan harapan yang selalu ia simpan rapi di relung hatinya

Read More
Cerpen

Seorang Lelaki yang Ingin Sendiri

      Oleh :Ahmad Abu Rifai Seorang lelaki duduk sendiri di ruang tamu. Ia menunduk, telapak kedua tangannya hampir menutupi seluruh permukaan wajah. “Kamu kenapa?” tanya sesosok pria tua berpakaian serba putih yang tak lain papanya. Lelaki itu kaget karena sebenarnya papanya sudah meninggal empat puluh hari lalu. Dalam hati, ada sedikit rasa takut.

Read More
Puisi Seni

Dialek Kita

Oleh : Muhammad Adam Khatamy Sebandel rima itu Teronggok pada pelataran kata-kata “Jika politik itu kotor, Maka puisi akan membersihkannya” -Sabda Kennedy Junior Membasuh yang mana? Sekarang kau hanya menangisi Menekuri kenyataan bahwa Ayat tuhan menjadi belati Fanatisme mendangkalkan arti manusiawi Gambaran surga tak lagi mirip kisah Abah Yai Hanya kepul hirup dendam mesiu Teras

Read More
Cerpen Seni

Sebuah Catatan Kecil Tentang Cintamu

Oleh : Ahmad Abu Rifai Kupikir sebentar lagi aku akan mati dan aku harus menulis sebuah catatan kecil. Aku tak ingin memori ini hilang begitu saja, terkubur bersama jasadku di liang penghabisan. Tanah akan menghapus sejarah. Aku tak peduli bagaimana nasib catatan ini—termasuk soal kamu membacanya atau tidak. Maka catatan ini kumulai dengan mengenang suatu

Read More
Puisi Seni

Nukilan Bulan

ilustrator [BP2M/ Lala Nilawanti]   Oleh Abi Fathe Pukul Dua Pagi pukul dua pagi dua pemuda saling pukul pemuda satu mencongkel mata pemuda dua pemuda dua tertawa ia baru menghamili pacar pemuda satu sopir metromini sedang bercumbu dengan kernetnya sopir angkot mati dihantam bus akap sopir bajaj sekarat tertiban melarat polantas mendengkur di dalam posnya

Read More