Puisi Uncategorized

Topeng Yang Bertopeng

Oleh : Lala Nilawanti Hidup memang sandiwara Bulan matahari saksikan skenario tuhan Topeng diciptakan sepasang dengan hidup Tapi topeng kini mengganda Ada dimana-dimana Ada pada siapa saja Ah sial, tidak hanya satu dari tuhan Topeng mana yang harus lebih dipercaya Topeng yang satu? dua? atau tiga? Topeng yang kanan? atau kiri? Topeng yang merah? hijau?

Read More
Puisi Uncategorized

Melepas

Oleh : Aji Budi Riyanto Kehidupanku kini hanya ada tentang membuang-buang waktu sampai batas waktuku habis Atau jika cakarmu cukup kuat tertancap pada pikiranku Jalan satu-satunya yang aku ambil adalah memenggal kepalaku *Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Read More
Puisi Uncategorized

Perihal Sejarah dan Sejengkal Ajal

Oleh: Himas Nur : lawangsewu senja wafat jendela meruwat kenangan jelma ruangan berpagut ngeri mengunduh bebiji kecemasan yang datang dari beranda rumahmu, tembok-temboknya mengukir anyir dan getir senja wafat  dikubur pekat dan nyenyap satu-satu semesta pergi menziarahi selasar sejarah yang disodomi * Mahasiswi Bahasa dan Sastra Indonesia

Read More
Puisi Uncategorized

Beri Tuan Jabatan

Oleh: Dian Erviana Ku lihat manusia mentertawakan kawannya Para babi mengendus kegirangan Tikus-tikus selokan lari berhamburan Gang-gang sempit penuh sesak penggila dunia Di antara mereka menangis sedu sedan Sedang lainnya mesam-mesem bahagia Dunia indah kawan, mereka berteriak, menjerit dan terdiam Manusia itu bagaimana Kesana kemari yang dicari pengakuan Kembali ke desa yang digali eksistensi Berputar

Read More
Cerpen Uncategorized

Saksi Mata Segelas Kopi

Oleh: Lalu Muhammad Jazidi Hidup manusia begitu singkat. Kebanyakan dari mereka hanya hidup mencapai usia enam puluh hingga tujuh puluh tahun. Tak banyak yang bisa lebih dari itu. Bahkan tidak sedikit yang hidupnya berakhir jauh lebih cepat. Ipul salah satunya. Saat itu usianya 25 tahun. Dia mati akibat sebutir peluru yang bersarang di kepalanya. Namun,

Read More
Cerpen Uncategorized

Aku Hanya Ingin Menyapa Senja

Oleh: Aziz Imron Rosadi Entah sejak kapan mentari tak muncul-muncul juga meski hari sudah menunjukkan pagi. Setiap pagi ayam hutan bingung kapan harus berkokok untuk membangunkan seantero jagat hutan. Sejak saat itu hingga kini, tak ada bedanya antara pagi dan malam. Hanya gelap yang menyelimuti tempat kami. Aku agak tidak percaya ketika burung-burung penyampai berita

Read More