Cerpen Uncategorized

Sepotong Roti Sobek

Oleh : Vitra Fhill Ardy Kumisnya lebat. Seperti tokoh pak RT dalam sinetron-sinetron yang kerap berselingkuh dengan seorang janda. Tapi, ia bukan pak RT. Ia hanyalah penggemar Iwan Fals di masa muda yang kalau kau berkunjung ke kontrakannya, atau sekadar berada di depan kontrakannya, akan melihat tulisan “DKSH”-akronim dari judul lagu Iwan Fals yaitu Damai

Read More
Cerpen Uncategorized

Mengejar Senja Sebelum Petang

crystalgraphics.com Oleh : Lala Nilawanti Malam ini tidurku dirumah tak akan nyenyak. Tidak ada yang lebih menakutkan dari sosok cemas yang menggerogoti hati. Kini cemas berubah jadi hidup dan tak terkendali. Mondar-mandir tak menentu memenuhi seisi otak. Akhir-akhir ini cemas sering berkunjung, entah hanya ingin menjadi aku atau menjadi dia. Pagi cemas mengucapkan selamat datang

Read More
Puisi Uncategorized

Topeng Yang Bertopeng

Oleh : Lala Nilawanti Hidup memang sandiwara Bulan matahari saksikan skenario tuhan Topeng diciptakan sepasang dengan hidup Tapi topeng kini mengganda Ada dimana-dimana Ada pada siapa saja Ah sial, tidak hanya satu dari tuhan Topeng mana yang harus lebih dipercaya Topeng yang satu? dua? atau tiga? Topeng yang kanan? atau kiri? Topeng yang merah? hijau?

Read More
Puisi Uncategorized

Melepas

Oleh : Aji Budi Riyanto Kehidupanku kini hanya ada tentang membuang-buang waktu sampai batas waktuku habis Atau jika cakarmu cukup kuat tertancap pada pikiranku Jalan satu-satunya yang aku ambil adalah memenggal kepalaku *Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Read More
Puisi Uncategorized

Perihal Sejarah dan Sejengkal Ajal

Oleh: Himas Nur : lawangsewu senja wafat jendela meruwat kenangan jelma ruangan berpagut ngeri mengunduh bebiji kecemasan yang datang dari beranda rumahmu, tembok-temboknya mengukir anyir dan getir senja wafat  dikubur pekat dan nyenyap satu-satu semesta pergi menziarahi selasar sejarah yang disodomi * Mahasiswi Bahasa dan Sastra Indonesia

Read More
Puisi Uncategorized

Beri Tuan Jabatan

Oleh: Dian Erviana Ku lihat manusia mentertawakan kawannya Para babi mengendus kegirangan Tikus-tikus selokan lari berhamburan Gang-gang sempit penuh sesak penggila dunia Di antara mereka menangis sedu sedan Sedang lainnya mesam-mesem bahagia Dunia indah kawan, mereka berteriak, menjerit dan terdiam Manusia itu bagaimana Kesana kemari yang dicari pengakuan Kembali ke desa yang digali eksistensi Berputar

Read More