UKK dan UKKK Gelar Audiensi Pengadaan Ruang Ibadah
Kabar

UKK dan UKKK Gelar Audiensi Pengadaan Ruang Ibadah

Unit Kerohanian Kristen (UKK) dan Unit Kegiatan Kerohanian Katolik (UKKK) menggelar audiensi dengan Abdurrahman, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.  Audiensi dilakukan terkait permintaan pengadaan ruang ibadah bagi mahasiswa Kristen dan Katolik Unnes, Rabu (6/11).

Tujuan audiensi tersebut adalah meminta pengadaan ruang untuk tempat ibadah. Sebelumnya mereka harus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya di kelas atau gazebo untuk melaksanakan ibadah mingguan.

Pihak UKK dan UKKK menilai hal tersebut tidak efektif karena dalam beribadah dibutuhkan tempat yang tenang dan kebebasan dalam mengaksesnya.

Permohonan pengadaan ruang ibadah agama Kristen dan Katolik sebelumnya sudah dilakukan sejak tahun 2010. Hingga pada tahun 2017 UKK dan UKKK melakukan audiensi dan mendapatkan izin untuk menggunakan ruang Kalasan di gedung LP2M.

Namun kapasitas di ruang tersebut tidak mencukupi sehingga berjalannya ibadah kurang efektif. Selain itu, untuk menggunakan ruangan tersebut harus menggunakan surat dan menyesuaikan kegiatan yang ada di ruangan tersebut.

“Bicara ruang Kalasan itu nggak permanen karena masih bagian dari LP2M. Kalau bicara tentang PKMU lantai 2 masih dikelola secara mandiri oleh BEM KM, statusnya UKK kan peminjam ruangan di sana,” ujar Julianus Bukit, ketua UKK.

Julianus menambahkan bahwa perwakilan mahasiswa Kristen dan Katolik sudah pernah mengajukan ruangan meskipun bukan gereka.

“Dari dulu kita mengajukan itu. Setidaknya ruangan, meskipun bukan gereja,” ujarnya lagi.

Dikutip dari pernyataan Julianus Bukit saat audiensi, jumlah mahasiswa Kristen di Unnes berjumlah antara sembilan ratus hingga seribu mahasiswa.

Sementara itu Arsenius Olaf selaku ketua UKKK mengatakan bahwa jumlah mahasiswa Katolik ada lima ratus mahasiswa. Dengan jumlah tersebut dibutuhkan ruang yang cukup untuk menampung seluruh jemaat.

Kegiatan UKK dan UKKK dilakukan secara terus menerus dengan waktu yang tetap. Selasa pukul 17.00 WIB untuk UKK, sedangkan Jumat pukul 11.00 WIB untuk UKKK. Ruang juga seharusnya dapat digunakan untuk meletakkan keperluan ibadah, diantaranya sound system dan alat musik. Selain itu, kemudahan akses juga diperlukan untuk melakukan persiapan ibadah yakni untuk latihan vokal yang dilakukan sebelum jadwal beribadah.

“Tapi yang benar-benar pertama (utama, red) itu kapasitasnya muat dan aksesnya mudah, ibaratnya kita mau kapan aja bisa masuk,” ujar Julianus Bukit.

Audiensi tersebut dihadiri oleh perwakilan UKK, UKKK, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan jajarannya, serta perwakilan pihak advokasi BEM KM. Pihak universitas yaitu Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan jajarannya menawarkan ruangan Pengembang Jurnal di Perpustakaan lama lantai satu, karena yang memungkinkan untuk digunakan hanya ruangan tersebut.

Solusi sementara mereka disilakan melakukan ibadah di PKMU lantai 2 pada Selasa dan ruang Kalasan Gedung LP2M pada Senin dan Jumat untuk kegiatan ibadah. Dengan catatan tidak akan dipersulit dalam mengakses ruang tersebut.

Baca juga: Tata Kelola Sampah di Kota Semarang

Sementara itu, pihak universitas menjanjikan akhir Desember akan meresmikan ruang ibadah yang bertempat di Ruang Jurnal tersebut, sedangkan pengembangannya akan dilakukan secara bertahap.

Setelah melakukan audiensi di ruang Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan sejak pukul 14.00 WIB hingga pukul 15.30 WIB, UKK dan UKKK bersama pihak Universitas melakukan survei di ruang Pengembang Jurnal di Perpustakaan lama lantai satu yang saat ini difungsikan untuk gudang jas almamater.

Pihak-pihak yang selesai Audiensi melakukan survei ke Perpustakaan Lama Unnes untuk melihat keadaan ruang yang akan digunakan sebagai tempat ibadah UKK dan UKKK (6/11). [Doc.BP2M Unnes/Marseli]
 “Kalau sekarang sih UKK kan sistemnya  pinjam tempat. Jadi kalau ada pengadaan tempat lebih bagus supaya tidak pusing memikirkan pinjam tempat,” ujar Dea Janet Monisa Siregar, salah satu mahasiswi yang beragama Kristen.

Pihak UKK dan UKKK berharap dengan adanya pengadaan ruang ibadah tidak menemui kendala dan lancar dalam prosesnya, sehingga tidak perlu lagi memikirkan untuk meminjam ruangan sebagai tempat ibadah. Selain itu, ketika ruangannya telah paten dan dapat dipakai kapan saja, diharapkan mampu mengembangkan karakter mahasiswa melalui keagamaan.

“Harapan saya sih pembangunan ini lancar, supaya tidak ada kendala lagi, kan biasanya banyak kendala,” ucap Dea.

 

Reporter          : Alisa, Alya, Marseli (Magang Linikampus 2019)

Editor              : Rona Ayu M.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *