Oleh:
Aziz R dan Indah S.
Aziz R dan Indah S.
Rintik hujan tak memadamkan suara derap langkah beberapa mahasiswa
yang tampak di gedung A2 Fakultas Ilmu Pendidikan siang itu, Senin (19/3). Beberapa langkah kecil dan obrolan – obrolan
ringan memenuhi ruang sekitar 4×5 tersebut. Mereka memiliki tujuan sama yaitu untuk
mendapatkan tanda tangan Pembantu Dekan 3.
yang tampak di gedung A2 Fakultas Ilmu Pendidikan siang itu, Senin (19/3). Beberapa langkah kecil dan obrolan – obrolan
ringan memenuhi ruang sekitar 4×5 tersebut. Mereka memiliki tujuan sama yaitu untuk
mendapatkan tanda tangan Pembantu Dekan 3.
Tampak sebagian merasa jenuh dan bosan. Namun, banyak dari mereka yang
tetap menikmati penantian itu. Derap satu
– persatu langkah mulai berlalu. Tampak dua mahasiswi berjilbab di antara yang lain, Riela Laring Lanu dan
Mukshirotul Yunita, dua mahasiswi jurusan Bimbingan dan Konseling duduk berdiam sambil membereskan berkas – berkas.
tetap menikmati penantian itu. Derap satu
– persatu langkah mulai berlalu. Tampak dua mahasiswi berjilbab di antara yang lain, Riela Laring Lanu dan
Mukshirotul Yunita, dua mahasiswi jurusan Bimbingan dan Konseling duduk berdiam sambil membereskan berkas – berkas.
Mereka berdua tengah menunggu untuk bertemu
Pembantu Dekan 3 FIP supaya mendapatkan tanda tangan sebagai pelengkap berkas-berkas
aplikasi Beasiswa Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP – PPA) yang
mereka dapatkan.
Pembantu Dekan 3 FIP supaya mendapatkan tanda tangan sebagai pelengkap berkas-berkas
aplikasi Beasiswa Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP – PPA) yang
mereka dapatkan.
“Rasanya senang ada peluang beasiswa. Awalnya iseng-iseng mendaftar, keterima ya terserah, kalau enggak juga gak apa-apa. Tapi, berhubung keterima ya seneng
banget,” ujarnya seraya menunjukkan senyum.
banget,” ujarnya seraya menunjukkan senyum.
Sebenarnya Yunita tidak hanya megirimkan
aplikasinya untuk beasiswa BBP-PPA. Ia juga mendaftarkan dirinya
untuk beasiswa PDMS, sebuah beasiswa yang berasal
dari Belanda yang diurus sebelum mendaftar beasiswa
BBP-PPA. Namun, saat itu salah satu Dosen pembimbingnya mengingatkan bahwasannya tidak boleh mengirimkan aplikasi beasiswa lebih dari satu. Dari situlah, ia merasa semakin tegang ketika mencoba membuka pengumuman
kelolosan beasiswa BBP-PPA.
aplikasinya untuk beasiswa BBP-PPA. Ia juga mendaftarkan dirinya
untuk beasiswa PDMS, sebuah beasiswa yang berasal
dari Belanda yang diurus sebelum mendaftar beasiswa
BBP-PPA. Namun, saat itu salah satu Dosen pembimbingnya mengingatkan bahwasannya tidak boleh mengirimkan aplikasi beasiswa lebih dari satu. Dari situlah, ia merasa semakin tegang ketika mencoba membuka pengumuman
kelolosan beasiswa BBP-PPA.
“Deg-degan pasti. Saat pengumuman itu tambah terasa lagi, apalagi aplikasi beasiswa PDMS sudah saya lepas. Takutnya, malah nggak dapat
dua-duanya,” ujarnya.
Meskipun begitu, menurutnya sistem penginformasian beasiswa yang ada di Unnes kurang bagus.
dua-duanya,” ujarnya.
Meskipun begitu, menurutnya sistem penginformasian beasiswa yang ada di Unnes kurang bagus.
Ia menyatakan mendapatkan informasi beasiswa justru
dari grup rombel, bukan dari Simawa. “Kalau
teman tidak memberitahu, ya kami tidak tahu. Tapi, alhamdulilah kami tidak dipersulit ketika meminta kelengkapan
pendukung beasiswa walau agak membingungkan juga,” ujarnya. Harapannnya
dengan beasiswa ini ia bisa sedikit
meringankan beban orangtuanya.
dari grup rombel, bukan dari Simawa. “Kalau
teman tidak memberitahu, ya kami tidak tahu. Tapi, alhamdulilah kami tidak dipersulit ketika meminta kelengkapan
pendukung beasiswa walau agak membingungkan juga,” ujarnya. Harapannnya
dengan beasiswa ini ia bisa sedikit
meringankan beban orangtuanya.