Menjaga Sangiran, Melestarikan Cagar Budaya
Uncategorized

Menjaga Sangiran, Melestarikan Cagar Budaya

Fajar, mahasiswa sedang mengamati perkembangan manusia dari masa ke masa
        Lima ratus ribu tahun lampau
Sangiran merupakan lingkungan hutan terbuka di sebuah lembah di antara dua
gunung api dengan aliran sungai dan danau. Di dalamnya ada manusia, gagak
purba, kuda air, badak, babi, macan, rusa, kerbau, banteng yang hidup
berdampingan. Inilah masa jaman keemasan Sangiran. Begitu penjelasan tentang
Sangiran pada papan informasi di dalam Ruang 1 Museum Sangiran.
          Salah satu penjaga Museum Sangiran
menceritakan pengalamannya dalam bekerja. Sugianto namanya. Ia akrab dipanggil
Pak Yanto. Ia telah menjaga Sangiran selama 24 tahun. Sugiyanto mengatakan
menjaga museum tidak serta merta mencari uang. Ia mempunyai pengalaman yang tak
bisa terbayarkan ketika setiap hari bertemu dengan pengunjung dari dalam maupun
luar negeri. Begitu saat terjadi komunikasi searah antara ia dan pengunjung. “Menjaga
Sangiran itu melestarikan cagar alam. Jadi seneng,” ujarnya.
Ia lanjut menjelaskan Museum
Sangiran telah beberapa kali mengalami renovasi. Sebelum Museum nan megah
berdiri di tempat yang sekarang pada tahun 1983, sebelumnya Museum berdiri di
jarak empat ratus meter dari tempat sekarang pada tahun 1974. Renovasi pertama
yang dilakukan yakni perpindahan tempat dari tahun 1974 menuju 1983. Baru pada
tahun 1986 Museum ditempati. Dua tahun selanjutnya Museum diresmikan. Kemudian
pada tahun 1996 Museum diakui Unesco dengan mendapatkan bantuan 5 Milyar. Tahun
2004 hingga sekarang museum terus mengalami perbaikan.
            Sangiran memiliki koleksi
perkembangan dari awal kehidupan manusia, tumbuhan, binatang, langkah
kemanusiaan, hingga masa keemasan homo erectus. Koleksi-koleksinya ada yang
didapatkan dari dalam maupun luar negeri.
Misteri Kehidupan

            Ganjar Pranowo dalam kunjungannya
ke Museum Sangiran menulis sebuah catatan di papan yang dibingkai kaca di Ruang
3. Begini coretannya : “Di tempat ini ada banyak misteri kehidupan. Semua orang
bisa berlomba-lomba menguji rahasia Tuhan. Adakah yang mampu membuka tabir itu?
Adakah kakek nenekku di sini?” tulis Ganjar Pranowo pada 24/11/13.
Misteri kehidupan di dunia
diawali dari misteri terwujudnya jagad raya. Semesta ini berasal dari kondisi
super padat dan panas yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu. Para ilmuwan percaya bahwa ledakan dahsyat (Big Bang) membentuk
sistem tata surya. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas
umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada
pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat
alam semesta akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang
yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu dan kerapatan yang jauh lebih
tinggi. DM 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *