Trituma FEM Unnes. Foto : Express/Aziz Presiden Mahasiswa Unnes Prasetyo Listiaji memaparkan tiga tuntutan mahasiswa (Trituma) atas nama Forum Eksekutif Mahasiswa (FEM) di hadapan Ketua Senat Unnes Samsudi dan beberapa pejabat kemahasiswaan serta perwakilan aktivis mahasiswa, Kamis (12/6) di PKMU lantai 2. Prasetyo menyatakan bahwa pemilihan rektor adalah momentum bagi perkembangan kampus Unnes ke depan.

Samsudi memberikan suara saat pemilihan ketua senat yang sebelumnya dijabat DYP Sugiharto, Desember 2012. Doc Unnes. Beberapa kali rapat Senat Unnes untuk menetapkan calon rektor 2014-2018 berjalan tanpa mufakat. Masing-masing masih kuat dengan argumennya. Samsudi merasa kewalahan dalam mengakomodir jalannya rapat. Seperti rapat pleno pada Kamis (12/6) yang semestinya membahas dua agenda capaian, akhirnya hanya satu

Samsudi, senat unnes. Doc.Unnes Ketua Senat Unnes Samsudi memaparkan sistematika dan kondisi pemilihan rektor Unnes di hadapan aktivis mahasiswa. Ia mengusahakan untuk segera menyelesaikan sebelum 9 Juli. “Ini harus selesai sebelum pemilihan presiden. Semoga,” jelasnya, Kamis (12/6). Samsudi tak berani menjanjikan netralitas Badan Pekerja Senat untuk Pemilihan Rektor ketika ditanyai salah seorang aktivis dari Badan

Unnes akan segera melaksanakan pemilihan rektor yang belum pasti jadwalnya. Kealotan dalam rapat senat yang membuat jadwal pilrek yang semestinya akan dilakukan pada 26 Juni terancam gagal. Rapat demi rapat tak menghasilkan kesepakatan. Dalam suara senat masih memperdebatkan status dosen PNS aktif sebagai syarat calon rektor. Sebagian anggota senat berpendapat bahwa Supriadi memenuhi syarat sebagai

Anggota senat Unnes. Doc Unnes Rapat senat Unnes, Kamis (12/6) yang dipimpin Samsudi sebagai ketua senat berjalan alot. Rapat dimulai pukul 09.00 – 12.00. Tiga jam berselang tak ada keputusan yang didapat secara jelas. Rapat masih memperdebatkan definisi dosen PNS Aktif sebagai salah satu syarat bakal calon rektor. “73 kepala senat itu banyak. Semua bisa

Gerbang utama Unnes Supriadi Rustad seperti dilaporkan Harian Kompas, Jumat (6/6/2014), ia diberhentikan antarwaktu oleh Rektor Unnes dari anggota senat universitas. Pemberhentian ini dipertanyakan karena tidak ada alasan kuat dan yang berhak memberhentikan guru besar adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam surat keputusan Nomor 145/P/2014 tanggal 14 April 2014, Rektor Unnes memberhentikan sementara Supriadi dari