Aliansi mahasiswa Unnes sedang melakukan orasi. [Doc.Humam] |
Aliansi Mahasiswa Unnes merayakan Dies Natalis ke-53 dengan cara yang berbeda. Orasi menjadi prosesi aksi untuk menyuarakan doa dan harapan mahasiswa.
Semarang, Linikampus.com – Kamis (1/3), lima puluh mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya “Aliansi mahasiswa”, menggelar orasi di titik tumpul simpang tujuh Universitas Negeri Semarang (Unnes). Aksi ini digelar sebagai wujud penyambutan pembukaan Dies Natalis Unnes ke-53.
Aliansi mahasiswa ini menjadi pemandangan yang tidak biasa diantara peserta Dies Natalis lainnya. Dengan dreas code hitam, mereka menyambut peserta arak-arakan yang sedang jalan sehat dari arah yang berlawanan.
Tindakan yang terkesan melawan arus di tengah perayaan Dies Natalis ini didasari pada niatan untuk melakukan introspeksi diri dan koreksi terhadap universitas.
Orasi yang disuarakan berbentuk refleksi atas bertambahnya usia Unnes di tahun 2018 ini. Mereka secara lantang mengkritisi “Sudahkah warga Unnes bahagia?”. Kaliamat itulah yang mengantarkan beberapa harapan atas bertambahnya usia Unnes kini.
Dalam aksi tersebut, mereka menyampaikan beberapa harapan antara lain; mengembalikan semangat ketunggalan Uang Kuliah Tunggal (UKT), memberlakukan golongan UKT yang tepat sasaran, transparansi pengelolaan UKT, menghentikan praktik-praktik komersialisasi pendidikan, membuka mimbar umum untuk kebebasan berpendapat, dan bertanggung jawab atas hak-hak tenaga kerja dan mahasiswa.
Koordinator lapangan, Singgih Tri Nugroho menambahkan bahwa warga Unnes bukan hanya mahasiswa saja, tetapi juga pegawai dan pekerja yang tentunya memiliki hak-hak yang wajib dipenuhi oleh pihak universitas.
“Kami berdiri di sini karena warga UNNES belum 100 persen bahagia. Mungkin kami adalah minoritas, tapi kami berdiri sebagai fasilitator bagi warga Unnes yang belum terpenuhi hak-haknya”, tandas Singgih.
Pendapat Singgih juga diamini oleh mahasiswa Unnes jurusan Ilmu Komputer, Tomy Bagus Nugroho. Ia berharap setiap kebijakan yang akan diterapkan melibatkan seluruh pihak meliputi mahasiswa, staff, serta warga sekitar sebagai bentuk transparansi dari sistem kampus.
(Fitriatun, Nila, Dese)
Magang BP2M 2018