LINIKAMPUS Blog Ulasan Opini Inilah Reaksi Mahasiswa Unnes Soal Kedatangan Joko Widodo ke Unnes
Opini

Inilah Reaksi Mahasiswa Unnes Soal Kedatangan Joko Widodo ke Unnes

Survei Sikap Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Terhadap Aksi Demonstrasi
[Ilustrator Lala Nilawanti]

Rabu minggu lalu (7/3), pamflet Joko Widodo yang akan menyambangi Universitas Negeri Semarang (Unnes) menyebar luas di media sosial. Kemunculan pamflet tersebut ternyata memunculkan banyak respon mahasiswa.

Selama kurang lebih satu minggu, Selasa (13/3) tim BP2M berhasil mengumpulkan beberapa pendapat mahasiswa terkait rencana kedatangan Joko Widodo pada Dies Natalis Unnes ke-53 29 Maret 2018.

Respon Nurjanah, alumni Unnes salah satunya. Ia masih tidak percaya bahwa orang nomor satu di Indonesia akan hadir di acara Dies Natalis Unnes. Dalam Komentarnya ia menuliskan: Apakah Dies Natalis Unnes ke-53 ini akan dihadiri oleh pak Jokowi? Itu yang terlintas ketika melihat pamflet itu seketika. Ketidakpercayaan itu lahir dari reaksi alumni Unnes angkatan tahun 2016.

Menanggapi hal tersebut, tim BP2M segera mengkonfirmasi langsung terhadap panitia Dies Natalis. Heri Yanto, Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi (FE) sebagai ketua panitia, bahwa keberadaan pamphlet tersebut benar adanya.

Yang tidak kalah menarik dari pamflet tersebut adalah tagline di bawah pamflet yang bertuliskan Internasionalisasi UNNES Merekat NKRI. Rupanya Unnes benar-benar sedang menggalakan tahun internasionalisasinya. Hal ini tertuang pada Peraturan Rektor Unnes Nomor 1 tahun 2018.

Eva Rofiqoh, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) merasa aneh dengan tagline tersebut. Menurutnya saut paut dengan merekat NKRI , kemungkinan besar Unnes adalah universitas klaster dua, yang belum dipandang seperti universitas klaster satu. Internasionalisasi adalah sebagai katalitasnya. Katalis kalau di kimia berarti zat yang mempercepat aksi. Tulis Eva.

Ada yang beranggapan bahwa upaya mendatangkan Joko Widodo ke Unnes (upaya internasionalisasi) adalah cara birokrat untuk mem-brending nama universitas, dengan cara mengundang petinggi negara. Sebelumnya Unnes juga pernah mengundang Susilo Bambang Yudoyono dan Sri Mulyani pada Dies natalis ke-51 dan 52. Padahal barangkali mengundang orang penting semacam presiden membutuhkan dana yang cukup besar. Mengapa Unnes tidak mengalokasikan dana tersebut untuk hal yang lebih penting lagi ?

Padahal banyak Pekerjaan Rumah (PR) Unnes dalam mewujudkan tagline  yang mereka rencanakan pada setiap tahunnya (fasilitas, kualitas, dll) masih banyak dan barangkali Pak Presiden tidak akan bisa membantu untuk menyelesaikan permasalahan yang dimiliki Unnes. Tulis Laeli Nur Azizah, Mahasiswa Bahasa Inggris 2015.

Respon negatif dari mahasiswa tidak hanya sampai di situ. Misalnya komentar mahasiswa FBS menulisakan; Biasa, Universitas kampong yang ingin “diakui”, selebihnya hanya pencitraan tak berbalas, itu saja. Komentar singkat dari Sadam Nur Rahman.

Terlepas dari negative coment Laeli dan Sadam, ada beberapa mahasiwa yang memiliki harapan atas kedatangan orang nomor satu di Indonesia ini. Laska Tiar Makmuria misalnya, salah satu mahasiswa FE yang berharap atas kedatangan tamu jauh ini akan mendengarkan keluh kesah kampus konservasinya.

Ia mengajak mahasiswa untuk menggunakan nalar kritis misalnya masalah UKT, sistem KKN revolusi mental, Permenristekdikti soal Ormawa. Menggunakan budaya kritis (sumber yang terpercaya dan akurat sebagai basis dan pijakan untuk disampaikan) sebagai cara penyampaian yang santun dan baik. (tetap berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Atau lebih ekstrim, berdiri sama congkak, merendah sama hina). Ia berharap kehadiran negara benar-benar dihadirkan besok, tidak malah ancaman bui, dan semoga kini tawaran naik haji.

Presiden Mahasiswa Unnes tahun 2016/2017  juga tidak absen berkomentar. Mohamd Adib berharap dengan adanya Dies Natalis ke-53 ini adanya refleksi bersama semua elemen atas pencapaian Unnes selama ini. Besar harapannya di tahun 2018 Unnes bisa mewujudkan cita-cita pendidikan nasional yang dituliskan UUD 1945.

Ada komentar nyeleneh terkait kedatangan Joko Widodo ke Unnes. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, Amin Rais rupanya ingin dapat sepeda dari Jokowi. Salah satu upaya yang ia lakukan adalah browsing nama-nama ikan.

Selain itu rencana kedatangan Joko Widodo ke Unnes menjadi kabar gembira bagi Syafrudi, mahasiswa Fakultas Teknik (FT). Sungguh kenikmatan yang luar biasa karena orang nomor satu di Republik Indonesia akan hadir dan memberikan ilmu dirumah ilmu pengembangan peradaban ini. Tulis Syafrudi.

Dari delapan pendapat mahasiswa yang berhasil tim kumpulkan cenderung percaya atas kedatangan Joko Widodo karena muncul banyak harapan dari pada mempertanyakan apakah Jokowi akan datang atau tidak. Mahasiwa cenderung menerima dan senang atas upaya Unnes mendatangkan Presiden Republik Indonesia.

Tentu masih banyak reaksi dan komentar mahasiswa yang lain. Terlepas dari hal tersebut (tanpa mengesampingkan suara mahasiswa), tim redaksi merekomendasikan mahasiswa diberikan forum khusus bertemu Joko Widodo oleh ketua. Daripada melakukan hal-hal “kreatif ” lainnya.

Exit mobile version