Survei Sikap Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Terhadap Aksi Demonstrasi
Kabar Uncategorized

Mewajibkan Maba Bawa Fitchips, Panitia PPAK Dikritik

Papan kritik yang di bawa oleh Panitia PPAK Fakultas Bahasa dan Seni ke lapangan Atletik FIK Unnes saat PPAK Universitas sedang berlangsung. [Doc BP2M/Dese]

Linikampus.com-Program Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (PPAK) Universitas Negeri Semarang (Unnes) tingkat universitas dilaksanakan pada Senin (6/8).  Dua hari sebelumnya (4/8) telah diadakan Technical Meeting (TM) untuk mahasiswa baru (maba). Sebagai tiket masuk TM, mahasiswa baru diwajibkan membawa Snack bermerek Fitchips.

Bungkus-bungkus jajan itu kemudian dikumpulkan oleh panitia. Mahasiswa baru yang tidak membawa akan dicatat nama dan nomor teleponnya untuk ditagih membawa bungkus Fitchips saat PPAK Universitas.

Penugasan Fitchips direspon oleh beberapa mahasiswa baru. Arum Ratri Kusumastuti, mahasiswa baru Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menilai, penugasan tersebut memberatkan karena harganya tergolong mahal bagi anak kos. Meski begitu, dia merasa tidak keberatan jika hal tersebut dilakukan demi kelancaran acara.

Yulyas Tari Munawaroh, mahasiswa baru Pendidikan Administrasi Perkantoran mengatakan,  “Kurang ada manfaatnya buat kita. Maksudnya kalau kardus gini kan ada manfaatnya untuk menutupi dari panas. Ini juga disuruh bawa kresek hitam tapi saya enggak tahu buat apa dan enggak dikumpulin.”

Fitchips yang digunakan sebagai tiket masuk TM juga menuai komentar dari panitia PPAK Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). Mereka mengkritik dengan membuat papan bertuliskan pitshits gak semahal ukt sih, tapi… semrawoet. Bungkus jajanku tiket masukku. Badan endorse mahasiswa keluarga mahasiswa yang dipasang di belakang barisan mahasiswa baru saat PPAK di Lapangan Atletik berlangsung.

Ketua BEM FBS Agung Setyo Nugroho menyatakan, berdasarkan data yang dia peroleh dari mahasiswa baru, harga Fitchips yang awalnya sekitar delapan ribu naik menjadi sekitar dua belas hingga lima belas ribu saat menjadi penugasan PPAK Universitas. Agung mempertanyakan kebermanfaatan jajan tersebut bagi mahasiswa baru. “Apakah mereka akan kuat, atau itu suplemen kesehatan, ataukah untuk pihak panitia?”, kata Agung. Ia pun menyayangkan hal tersebut.

Baca Juga Berita Kampus: Paper Mob 3D PPAK Unnes 2018, Pertama Kali di Indonesia

Sementara itu, koordinator divisi sponsorship PPAK, Dede Ardi Saputra mengatakan bahwa ia tidak tahu jika mahasiswa baru diwajibkan membawa Fitchips. Ia juga mengatakan bahwa mahasiswa baru yang tidak membawa juga banyak, namun tidak diberikan hukuman.

“Kemarin itu banyak mahasiswa yang tidak bawa, malah ada yang satu bungkus untuk dua orang karena tidak ada ketentuan membawa utuh,” ujar Dede.

Sementara nama dan nomor mahasiswa baru yang dicatat oleh panitia hanya untuk formalitas saja. “Artinya silakan diberikan penugasan untuk yang tidak bawa ya sudah, kan pengumpulan tahap kedua kan juga tidak ada,” jelas Dede.

Dede memaklumi berbagai kritik yang muncul. Pihak panitia tidak masalah apabila dikritik dan menganggap wajar hal tersebut. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada panitia yang berjualan. Mereka juga sudah mencoba menekan harga di pasaran.

Penugasan wajib Fitchips sendiri adalah bentuk kerjasama pihak panitia dengan perusahaan Kalbe Nutritionals. Pemotongan dana untuk kepanitiaan dan organisasi dari birokrat mengharuskan mereka mencari dana tambahan demi kelancaran acara.

Selain itu, penugasan bungkus Fitchips menurut Dede juga memiliki nilai konservasi, karena mengajarkan para mahasiswa baru untuk memilah sampah plastik dan non-plastik. Bungkus-bungkus yang dikumpulkan itu kemudian dibawa ke Badan Pengembang Konservasi (Bangvasi) untuk diproses.

[Abu, Nila]

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *