KabarUncategorized

Paper Mob 3D PPAK Unnes 2018, Pertama Kali di Indonesia

Mahasiswa Baru Unnes sedang mengikuti prosesi acara PPAK Unnes 2018 di Lapangan Atletik Fakultas Ilmu Keolahragaan. [Doc BP2M/Dese]
 

Program Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (PPAK) 2018 Universitas Negeri Semarang (Unnes)  membuat paper mob dengan formasi 3D. Formasi Lawang Sewu yang dibuat 3D dengan menampilkan kereta berjalan adalah yang pertama di Indonesia. Paper mob tahun ini membentuk empat formasi, wajah Soekarno, logo Asian Games 2018, Unnes Internasionalisasi dan ikon Lawang Sewu.


Linikampus.com- PPAK Unnes tahun ini berlangsung di Lapangan Atletik Fakultas Ilmu Keolahragaan, Senin (6/8). Pagi itu mahasiswa baru dengan kemeja putih dan celana/rok hitam sudah berkumpul di lapangan. Mereka membawa kertas asturo dengan warna biru, merah, kuning, dan hitam. Kertas asturo tersebut digunakan untuk membuat formasi gambar paper mob.

Formasi yang dibuat berupa  wajah Soekarno, logo Asian Games 2018, Internasionalisasi Unnes dan Lawang Sewu sebagai ikon Kota Semarang. Khusus pada formasi Lawang Sewu ditampilkan secara 3D dengan memunculkan gambar kereta yang berjalan.

Yurid Zaida Zen, ketua panitia PPAK mengungkapkan bahwa paper mob 3D tersebut merupakan yang pertama kali dibuat di Indonesia. Pemilihan ketiga formasi tersebut pun tak serta merta tanpa arti. Logo Asean Games dipilih sebagai simbol untuk mendukung dan meramaikan Indonesia yang tahun ini menjadi tuan rumah Asian Games. Kemudian, wajah Soekarno, bapak proklamator Indonesia, dipilih sebagai simbol peringatan Hari Kemerdekaaan Republik Indonesia ke-73. Sementara Lawang Sewu yang memiliki nilai sejarah dipilih untuk mengangkat ikonik Kota Semarang.

Persiapan untuk membuat formasi tersebut adalah satu bulan, dimulai setelah lebaran. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, panitia juga dibimbing oleh salah satu alumni.  Mahasiswa baru yang turut dalam pembuatan paper mob ini berjumlah kurang lebih 7000 mahasiswa.

Sementara untuk ikon acara PPAK tahun ini berbeda dengan tahun 2017. Jika tahun lalu menampilkan aksi paralayang, tahun 2018 ini menampilkan peluncuran tembakan sebagai simbol dibukanya rangkaian acara PPAK. Selain itu, konsep panggung menjadi salah satu pembeda dari PPAK tahun lalu. Pembuatan panggung yang hanya di depan saja pada PPAK tahun 2017 dirasa kurang efektif terutama saat parade UKM dan Orda karena akan terlalu singkat. “Karena panggung di depan tak bisa dijangkau hingga barisan belakang. Maka dari itu, kami menyediakan panggung depan dan tengah untuk parade UKM dan Orda agar lebih panjang dan lama,” ungkap Lutfi Arina selaku koor divisi koordinator lapangan.

[Fitriyatun]

Comment here