Survei Sikap Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Terhadap Aksi Demonstrasi
Kabar Kilas

Grebeg Kampung: Peringatan Satu Tahun Menempati Rumah Deret

Prosesi Kirab: warga berjalan mengitari rumah deret. [BP2M/Vera]
Prosesi Kirab: warga berjalan mengitari rumah deret. [BP2M/Vera]

Semarang (2/2), Grebeg Kampung merupakan perayaan yang diadakan masyarakat Kampung Nelayan Tambakrejo untuk memperingati peristiwa satu tahun boyongan (pindahan) dari rumah bedeng (hunian pasca penggusuran) ke rumah deret (tempat tinggal warga saat ini). Kegiatan ini dilaksanakan pada 2-3 Februari 2022, di Kampung Tambakrejo, RT 06/ RW 16, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Peringatan tersebut perdana dilakukan dan akan menjadi kegiatan rutin setiap tahun. 

“Satu, mengingat penempatan kita di rumah nelayan. Kedua, tujuannya untuk mengikat tali persaudaraan, persatuan antar warga bisa lebih solid,” kata Kaminto.

Kegiatan diawali dengan kirab oleh warga yang membawa kendi dan sapu. Rombongan berjalan dari musala Al-Firdaus, lalu mengitari rumah deret sampai kembali lagi ke titik awal keberangkatan. Selepas Isya, kegiatan dilanjutkan dengan pengajian.  Kemudian disambung dengan menonton film dokumenter mengenai kilas balik perjuangan warga Tambakrejo dalam memperjuangkan hak-haknya (hak atas tanah, bangunan, dan sumber penghidupan) yang hilang karena penggusuran. Pada 3 Februari 2022, warga dan mahasiswa menggelar pentas seni.

Dalam kesempatan itu, Kaminto mengungkapkan harapannya bahwa di tahun yang akan datang terus terjadi peningkatan kualitas kegiatan Grebeg Kampung Nelayan. Selain itu, tidak ada lagi penggusuran kepada warga yang telah menempati rumah deret. 

“Harapan saya juga warga keseluruhan, harapannya pemerintah bisa memberikan ruang untuk warganya agar warga yang sudah ditata oleh pemerintah ini tidak lagi digusur,” kata Kaminto.

Muhammad Asyrof Naf’il Aufari, mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo, menganggap acara Kirab Boyongan sebagai representasi kepindahan warga dari rumah bedeng ke rumah deret.

“Hal tersebut (Kirab Boyongan) merupakan sebuah refleksi dari warga Tambakrejo mengenai apa (perjuangan) yang telah mereka lakukan,” kata Asyrof. 

Evi, mahasiswi Universitas Negeri Semarang, menyatakan harapannya untuk masyarakat Kampung Nelayan Tambakrejo dan pemerintah.

“Harapannya dengan adanya Grebeg Kampung, masyarakat Kampung Tambakrejo lebih guyub rukun dan sejahtera serta semoga pemerintah lebih peka lagi kepada masyarakat Tambakrejo supaya ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut (Grebeg Kampung),” kata Evi.

 

Reporter: Ulfi

Editor: Alisa

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *