Ralat: Peringati Dies Natalis Unnes ke-57, Mahasiswa Serukan Tuntutan
Kabar Kilas

Ralat: Peringati Dies Natalis Unnes ke-57, Mahasiswa Serukan Tuntutan

Bertepatan dengan Dies Natalis Universitas Negeri Semarang (Unnes) Ke-57, mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Unnes Menggugat melakukan aksi bertajuk “Unnes Cerdas, Mahasiswa Babak Bundas” (8/6). Aksi yang digelar di Gedung Rektorat Unnes tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menyikapi isu yang selama ini dianggap merugikan mahasiswa.

Koordinator Lapangan Ramdan Fitrisal Razak mengungkapkan beberapa isu yang diusung, antara lain buruknya sarana dan prasarana, konservasi, kesejahteraan mahasiswa, serta pembelajaran di Unnes. Selain itu, ia juga menyinggung perayaan Dies Natalis Unnes yang terkesan berlebihan. Padahal, menurutnya, sumber dari biaya perayaan tersebut juga diambil dari uang mahasiswa.

“Apakah kita akan ikhlas jika uang kita hanya digunakan untuk pesta orang-orang kampus saja,” lanjutnya.

Keterlibatan mahasiswa dalam Perayaan Dies Natalis Unnes pun juga dianggap minim. Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Mahasiswa Unnes Abdul Kholiq. Menurutnya, hal itu merupakan suatu bentuk penghinaan bagi mahasiswa Unnes yang semestinya menjadi pihak yang paling banyak dilibatkan.

“Ini suatu bentuk penghinaan,” ucapnya.

Sebelumnya, aksi dilakukan di depan lobi gedung rektorat. Namun, lantaran nihilnya respon dari pimpinan kampus, massa pun merangsek masuk ke gedung rektorat. Di hadapan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Abdurrahman dan Wirawan Sumbodo selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik, perwakilan mahasiswa dari tiap fakultas dan kampus cabang menyampaikan aspirasinya.

Salah seorang perwakilan dari Kampus Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PSGD) Ngaliyan mengeluhkan minimnya fasilitas yang ada di kampusnya. Padahal keberadaan PGSD Ngaliyan sama halnya dengan keberadaan Kampus Pusat, yaitu untuk kegiatan pembelajaran mahasiswanya.

“Sarana dan prasarana di sana tidak layak, ruang kelas rebutan, proyektor menguning bahkan spidol membawa sendiri,” keluhnya.

Fenomena semacam itu dianggap kontras dengan apa yang ada di rektorat.  Misalnya saja keberadaan fasilitas, seperti eskalator dan lift yang mewarnai penglihatan mahasiswa. 

“Untuk siapa sih sebenarnya?” teriak salah satu orator yang mempertanyakan keberadaan fasilitas tersebut.

Ramdan mengatakan apabila pihak kampus tidak menganggap serius tuntutan mahasiswa, pihaknya akan segera mengadakan aksi lanjutan. Sekitar pukul 16.00 WIB, mahasiswa mulai membubarkan diri dan meninggalkan gedung rektorat.

 

PEMBERITAHUAN

Pukul 15.45 WIB, berita ini mengalami perubahan. Judul semula menyebut BEM-KM selaku pihak yang melakukan aksi. Kami memperbaharui informasi dengan menambahkan keterangan dari pihak yang bersangkutan. Ralat ini juga sekaligus menjadi permohonan maaf kami.

 

Reporter : Magang BP2M/Ridwan Hasan

Editor : Iqda Nabilatul Khusna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *