Ilustrasi rendahnya partisipasi mahasiswa dalam pemira 2022. [BP2M/Febi Nur Anggraini]

Kamis (5/1), Pemilihan Umum Raya Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Pemira KM Unnes) 2022 dilaksanakan. Tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pemira tahun ini pun belum bisa menggaet suara mahasiswa sepenuhnya. Sebagian besar mahasiswa tidak berpartisipasi dalam Pemira tahun ini.

Melansir dari portal data Unnes, jumlah mahasiswa jenjang S1 dan D3 Unnes pada tahun 2022 mencapai 43.938 mahasiswa, sedangkan berdasarkan berita acara yang dipublikasikan oleh Komisi Pemilihan Umum Raya (KPUR), jumlah perolehan suara sebanyak 12.135 suara. Dari data tersebut jumlah mahasiswa yang menggunakan hak pilihnya hanya berkisar 27% saja dari jumlah keseluruhan mahasiswa.

Agnes Dwi Safarina, mahasiswa program studi Biologi 2019 tidak tertarik dengan politik kampus sehingga tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pemira 2022. Selain itu, ia juga tidak merasakan aspirasi mahasiswa diserap dengan baik oleh lembaga kemahasiswaan. Menurutnya, lembaga kemahasiswaan tersebut lebih fokus pada program kerja milik mereka sendiri. “Ya, memang program kerjanya untuk mahasiswa, tapi tidak begitu esensial,” jelasnya (6/1).

“Memilih atau tidak sama saja. Siapapun yang memegang kuasa, akan tetap melanjutkan tradisi kekuasaan sebelumnya,” tambahnya.

Berbeda dengan Agnes, Fika Aulia, mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2020 justru dengan sukacita menggunakan hak pilihnya. Menurutnya, sebagai mahasiswa, memiliki hak untuk turut berpartisipasi dalam lingkup politik kampus. 

Berbicara mengenai politik kampus, ia juga menjelaskan bahwa sebagai negara hukum sudah sepatutnya mahasiswa menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. “Mahasiswa memiliki hak untuk mencalonkan diri ataupun memilih pemimpin terbaiknya,” tulisnya (6/1)

Di sisi lain, Nasrulloh, Ketua KPUR mengatakan bahwa faktor terbesar minimnya partisipasi mahasiswa dikarenakan pemira tahun ini dilaksanakan pada masa libur semester. “Sebenarnya kita sudah ada prediksi kalau partisipasi mahasiswa menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Karena tahun kemarin (2019) kan dua hari, tahun sebelumnya lagi juga offline,” ungkapnya (6/1).

Ia juga menganggap bahwa dengan kondisi tidak adanya partai politik di Unnes, jumlah partisipasi mahasiswa sudah dapat dikatakan bagus. 

Kemudian, berbagai upaya pun sudah dilakukan oleh tim penyelenggara pemira ini. Misalnya saja dalam hal publikasi, Nasrulloh mengatakan bahwa pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyosialisasikan pemira kepada mahasiswa. “Untuk publikasi kita sudah maksimal, yaitu dengan menggunakan kanal YouTube Unnes TV sebagai media penyaluran informasi seperti debat. Kampanye pun sudah dilakukan melalui akun Instagram Unnes,” jelasnya.

Untuk itu, Nasrulloh berharap kepada semua mahasiswa untuk menggunakan hak pilihnya sebagaimana mestinya. Ia juga berpesan kepada Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) untuk menyusun jadwal pemira agar tidak bersamaan dengan masa libur semester. “Mungkin yang menjadi catatan untuk ketua BEM dan DPM selanjutnya harus bisa menganggarkan waktu untuk pemira agar lebih terjadwal,” pungkasnya.

Harapan terkait pelaksanaan pemira pun disampaikan oleh Agnes, ia berharap untuk pemira di tahun berikutnya lebih tersosialisasikan dengan baik ke mahasiswa. Menurutnya, sebagai mahasiswa tingkat akhir, informasi terkait pemira kurang tersampaikan. “Semoga ke depannya sosialisasi dapat ditingkatkan agar partisipasi mahasiswa lebih tinggi dan kesadaran untuk memilih pemimpin juga tinggi,” tutupnya.

Sementara itu, pada Jumat (6/1), KPUR menetapkan pasangan nomor urut 01, Fajar Rahmat S dan Hakim Aziz Nur F sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM KM Unnes 2023 dengan total perolehan 5.636 suara. Sedangkan lawannya, pasangan nomor urut 02, Azriel Putra P dan Nur Sholikin memperoleh suara akhir sebanyak 4.799 suara.

 

Reporter: Iqda Nabilatul Khusna

Editor: Alisa Qottrun Nada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here