*Oleh: Leni Septiani
Air
Kata Orang Satu, air ini asin
Lebih asin dari garam
Lebih asin dari air laut
Kata Orang Dua, air ini pedas
Lebih pedas dari rawit
Lebih pedas dari gunjingan sebelah
Kata Orang Tiga, air ini manis
Lebih manis dari gula
Lebih manis dari madu
Kata Orang Empat, air ini pahit
Lebih pahit dari kopi
Lebih pahit dari jamu
Namun, kata Air, ia tawar
Tak ada rasa
Lebih dari apa
Hujan
Hujan di pekarangan rumah yang turun tiba-tiba
Aku suka
Aroma petrikor menari-nari di lubang hidung
Dan dengan sangat sopan permisi masuk ke saluran pernapasan
Hujan di pekarangan rumah yang turun tiba-tiba
Aku candu
Setiap tetesnya terdengar berirama
Mencelus santun ke gendang telinga dan masuk ke sistem pendengaran
Hujan di pekarangan rumah yang turun tiba-tiba
Kau merajuk
Berdalih bahwa tetes demi tetes itu adalah kesialan
Yang membuat bajumu tak kunjung dapat dipakai
Cahaya Bintang
Cahaya bintang di langit malam
Terlihat berbinar indah dan buat Ra terpana
Teropongnya sungguh Ajaib
Cahaya bintang di langit malam
Terlihat samar dan tak jelas, buat La mencebik
Kaca jendelanya terlalu berdebu
Cahaya bintang di langit malam
Terlihat bagai titik-titik yang redup, buat Fa mengatup
Kacamata hitamnya perlu dilepas
Cahaya bintang di langit malam
Sama sekali tak tampak, buat Ca berdecak
Ia harus ke luar kamar
*Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unnes 2021