Survei Sikap Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Terhadap Aksi Demonstrasi
Puisi Sastra

Sajak Bercerita

Ilustrasi Puisi “Sajak Bercerita” [BP2M/Salma Fadhilah Wulansari]

Oleh: Laely Ghina Aulia*

 

Sajak Bercerita

Sajak bercerita

Berisi antara harapan dan keputusasaan

Berulang-ulang, ditimpa-timpa

Menjadikannya sebuah sajak tak bermakna

Menjadikannya sebuah sajak penuh ketakutan

 

Dia pernah bermimpi, dia pernah berharap

Namun pernah pula dia terluka

Berulang-ulang, ditimpa-timpa

Bahkan di jalan yang sama, di langit yang sama

Tak pernah sampai, tak pernah selesai

Tak pernah tercapai

 

Egois?

Sebuah entitas tak bernama

Yang merindukan harapan

Ditunggu oleh lembah keputusasaan

Ditemani oleh ketakutan

 

Egoiskah jika aku hanya ingin menatap awan?

Egoiskah jika aku hanya ingin menutup mata mencium aroma hujan?

Egoiskah jika aku hanya ingin melepas mimpi yang terlalu berat untuk diungkap?

Egoiskah jika aku hanya ingin meringkuk bersama harapan yang terpendam?

 

Tersiksa perlahan

Jatuh berdarah-barah

Mati dalam kesepian

 

Berharap

Disakiti oleh malam

Ditampar oleh realita

Dan aku hanya diam

Melamun memandang kehampaan

Menunggu keputusasaan

 

Mungkin memang detik yang tidak memihak

Mungkin memang realita yang terlampau jahat

Namun aku bisa apa

Berharap pun tak berani rasanya

 

Wahai jiwa yang terluka

Apakah tak apa aku mencari perlindungan?

Apakah tak apa aku mengais cahaya harapan?

Atau apakah tak apa aku diam memeluk kesendirian?

Tak apa, hanya sesaat saja

 

*Mahasiswi Psikologi Unnes 2021

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *