LINIKAMPUS Blog Kabar Kilas Gaung September Hitam dalam Aksi Kamisan, Tolak Lupa Pelanggaran HAM
Beranda Berita Kabar Kilas

Gaung September Hitam dalam Aksi Kamisan, Tolak Lupa Pelanggaran HAM

Poster, bunga, dan lilin yang menjadi simbol aksi September Hitam (sumber: BP2M)

Poster, bunga, dan lilin yang menjadi simbol aksi September Hitam (sumber: BP2M)

alat makan ramah lingkungan

Segelintir Mahasiswa Unnes memadati Simpang Tujuh Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada Kamis, (4/9/2025) pukul 17.00 hingga 18.15 WIB untuk menghadiri Aksi Kamisan yang bertajuk “September Hitam”.

Aksi ini diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (BEM FISIP) Unnes. Tajuk “September Hitam” diambil dari rentetan kejadian represifitas aparat terhadap massa aksi yang terjadi pada akhir Agustus hingga awal September dan sebagai pengingat sejarah kelam di Indonesia.

Aksi Kamisan ini dilatarbelakangi oleh represifitas aparat yang kian bertambah. Selain itu, aksi ini digaungkan agar mendapatkan perhatian serius dari birokrat kampus dan pemerintah agar kasus ditindaklanjuti secara tegas.

Salah satu massa aksi mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengawal kasus tersebut. Apabila kasus tersebut tak kunjung diusut secara tuntas, maka pihaknya akan kembali melakukan aksi lanjutan.

“Aksi lanjutan nanti akan kami diskusikan lagi. Apabila kasus tak diusut tuntas dan aspirasi tidak diserap dengan baik kemungkinan ada aksi lanjutan,” ujarnya.

Di dalam aksi tersebut, luapan kekecewaan juga turut disuarakan melalui orasi dari beberapa massa aksi.

“Pada September Hitam kali ini merupakan bulan merawat ingatan pelanggaran HAM. Kita berdiri di sini merupakan salah satu bentuk upaya kita melawan,” katanya.

Salah satu massa aksi, Elsa mengharapkan untuk selalu mengingat pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di masa lalu dan aksi ini dapat menjadi wadah untuk mengutarakan empati terhadap para pejuang terdahulu.

“Harapannya, kita tidak melupakan apa yang telah terjadi di bulan September. Bukan hanya pada kali ini saja, seluruh kejadian-kejadian berupa pelanggaran HAM dan semua kejahatan yang terjadi harus terus diingat,” harapnya.

“Selain itu, semoga teman-teman bisa terus mengutarakan bentuk empati kepada kawan-kawan yang sudah mendahului perjuangan kita,” lanjutnya.

Aksi tersebut diakhiri dengan pernyataan sikap yang digaungkan bersama, berisi:

1. Usut tuntas pelanggaran HAM di masa lalu dan cegah kejadian berulang

2. Tolak represifitas aparat terhadap massa aksi demonstrasi

3. Evaluasi dan rombak total institusi Polri

4. Tuntut wakil rakyat untuk segera membuat kebijakan yang pro rakyat dalam tenggat waktu yang sesingkat-singkatnya.

Setelahnya, dilanjutkan dengan prosesi tabur bunga yang disimbolkan sebagai penghormatan terhadap para korban dan gugurnya keadilan.

Reporter: Haidar, Nayna, Aan, Sultan, Mill, Fatya, Raihan, Lidwina

Penulis: Haidar, Nayna

Editor: Raihan

Exit mobile version