Survei Sikap Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Terhadap Aksi Demonstrasi
Uncategorized

Anak Tukang Becak Jadi Wisudawan Terbaik

Peraih predikat wisudawan terbaik Unnes Periode II Rieni nampak sumringah menaiki becak ayahnya Mugiyono saat menghadiri acara wisuda, Selasa (10/6) kemarin. Foto: Marfuah L Hikaru
Oleh Marfuah L Hikaru


Kun Fayakun. Ia percaya bahwa ada kuasa di luar dirinya. Menjalani hidup tak lepas dari berusaha dan berdoa karena ia percaya Tuhan mendengar doa setiap hambaNya.

Kekurangan
materi tidak menghalangi Mugiyono untuk bermimpi. Impian tukang becak asal
Kelurahan Langenharjo Kendal ini sederhana, bisa  mengantarkan anak sampai
sarjana seperti ayah yang lainnya. Sumber penghasilannya sebagai tukang becak
memang tidak seberapa, namun impiannya melebihi materi yang ia miliki.
Raeni, gadis
berjilbab tersebut dengan sumringah bersanding bersama ayahnya ketika wartawan
menghampirinya menghentikannya sejenak sebelum masuk ke gedung auditorium.
Selain karena anaknya menjadi wisudawan terbaik di Unnes, kedatangan Mugiyono
bersama anaknya dengan mengendarai becak menjadi perhatian para wartawan,
pengunjung audit,  pedagang di sekitar audit, dan seluruh pasang mata yang
melihatnya.
Mata sang ayah
berkaca-kaca ketika memberikan kata-kata. Mata yang mengisyaratkan kebahagiaan
atas sebuah pencapaian yang diraih dengan perjuangan. Ia mengenakan kemeja
batik lengan panjang dipadukan dengan celana panjang, tak hanya itu kopyah
putih di kepala, ayah mantan karyawan pabrik kayu lapis ini nampak sederhana.
Mugiyono
merupakan seorang ayah yang mampu membuktikan bahwa selagi berusaha dan berdoa,
jalan selalu masih ada. Meski ia hanya seorang tukang becak dan seorang penjaga
malam di sebuah sekolah, ia bisa mewjudkan cita-citanya mengantarkan anak
bungsunya sampai jenjang sarjana.
Raeni
merupakan Mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) yang menjadi wisudawan dengan IPK
terbaik. Ya, IPK 3,96 menjadi angka yang berhasil  mengungguli 1.053 IPK
wisudawan Unnes lainnya. Raeni tidak pernah minder untuk terus melanjutkan
kuliah meski hanya anak seorang tukang becak. Jalan untuk kuliah pun terbuka,
ia tercatat sebagai mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi membantunya meraih
mimpi.
Kesungguhan
Raeni tidak lepas dari didikan ayahnya. Ayahnya merupakan anak pertama dari
lima bersaudara yang sejak kecil diajarkan untuk bekerja keras. Tidak hanya
bekerja keras, ia juga menambahkan, setiap usahanya selalu diiringi dengan doa.
“Minta kepada yang kuasa, tirakat mohon pada yang kuasa,” ungkapnya ketika
mengantarkan anaknya di acara wisuda di gedung auditorium Unnes, Selasa (10/6).

    2 Comments

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *