LINIKAMPUS Blog Uncategorized Menulis Maka Kau Abadi
Uncategorized

Menulis Maka Kau Abadi

Survei Sikap Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Terhadap Aksi Demonstrasi
Gambar : http://artikel.okeschool.com
Banyak orang yang
mengatakan bahwa menulis adalah hal yang susah. Mengapa susah? Sebenarnya simpel, orang yang mengatakan bahwa menulis itu
susah karena belum terbiasa menulis. Misalnya saja dalam kehidupan sehari-hari,
mahasiswa terkadang terlihat enggan dan cuek ketika disuruh oleh dosen untuk
menulis karangan ilmiah. Hasilnya serampangan, yang penting jadi.
Namun tahukah kita?
Bahwa berawal dari tulisan, tokoh-tokoh terkenal lahir. Tokoh-tokoh dunia yang
sangat terkenal tidak terlahir begitu saja. Melainkan mereka menulis. Lewat
menulis, mereka menjadi abadi, tak pernah mati dalam ingatan. Mereka dikenang
selamanya oleh dunia.
Seorang tokoh yang hebat jika tanpa menulis, lambat laun
akan tenggelam oleh zaman. Berbeda dengan mereka yang menulis, Gus Dur dan
Pramoedya Ananta Toer misalnya, mereka dikenal karena menulis dan akan tetap
hidup dengan tulisannya. Imam syafii, Imam
Ghazali, Albert Einstein, Karl Marx, dan masih banyak lagi, semuanya
meninggalkan tulisan.
Lihatlah bangsa-bangsa
yang besar seperti Yunani, Romawi, dan Mesir. Bangsa tersebut dianggap sebagai
bangsa besar karena peninggalan tulisannya. Lalu bagaimana dengan bangsa Indonesia?
Kita sebagai mahasiswa yang katanya sebagai agen perubahan tidak boleh
bermalas-malasan. Percuma saja mahasiswa yang berpendidikan dan pandai, namun
tidak mau menulis.
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia
tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis
adalah bekerja untuk keabadian begitulah kata Pram.
Lalu tunggu apalagi? Tidak tahu cara menulis dengan benar?
Sukar mendapatkan mood untuk menulis? Tidak punya motivasi untuk menulis?
Sampai kiamat pun kita tidak dapat menjawab semua pertanyaan itu kalau kita
tidak memulainya.
Menulis akan menjadi mudah jika kita memiliki tekad untuk menulis.
Sebenarnya tak ada strategi khusus dalam menulis. Yang terpenting adalah segera
menulis. Sing penting nulis, apa yang kita lihat, dengar, dan rasakan.
“Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau
ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiriseperti
kata J.K. Rowling.

Jika
kita mau menulis maka semua pertanyaan yang timbul dari diri kita akan terjawab
dengan sendirinya. Teruslah menulis, karena puncak dari kecerdasan dan
pembelajaran adalah menulis. Azis Imron
Exit mobile version