Pers Mahasiswa Masih Terkekang
Uncategorized

Pers Mahasiswa Masih Terkekang

Seminar Kebebasan Berekspresi di Perguruan Tinggi (24/10) [Doc. BP2M]

Kebebasan berekspresi merupakan hak
dasar yang dimiliki individu-individu secara bebas tanpa campur tangan pihak
lain.

“Jika
masih terdapat ketakutan dan merasa terbebani berarti belum bebas berekpresi,”
kata Nurul Hasfi, pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Undip, Sabtu (24/10)
di Hotel Horison dalam seminar yang bertemakan “Kebebasan Berekspresi di
Perguruan Tinggi di Jawa Tengah”. Seminar yang diadakan oleh Jurusan  Ilmu Komunikasi FISIP Undip mengundang para
aktivis dan pers mahasiswa se-Jawa Tengah.
Sebagai
pers mahasiswa, kebebasan pers merupakan hal yang semestinya dimiliki. Dengan
begitu, informasi yang tersaji akan memberikan kebenaran serta meningkatkan
pengetahuan bagi para pembaca. Batasan sebagai media pers adalah mengenai tidak
melenceng pada undang-undang pers dan elemen jurnalistik yang semestinya
dijalankan. Tetapi, ketika sudah masuk pada sistem ruang gerak pers mahasiswa
menjadi sempit.
Batasan Birokrasi

            Media
kampus mengemban amanah menginformasikan kebenaran dan sebagai pengontrol
kebijakan kampus. Hanya saja dalam upaya melaksanakan amanah tersebut,
seringkali mahasiswa pegiat pers kampus terkendala kebijakan birokrasi yang
ada. Namun, pihak birokrasi menginginkan good
news is good news
, artinya berita yang diterima oleh mahasiswa adalah
kebijakan-kebijakan tanpa mengusik kecacatan.
            “Apa yang semestinya dilakukan oleh
pers kampus, sedangkan dari pihak birokrasi sudah membatasi ruang gerak dari
segi pendanaan?” tanya salah satu peserta, Khoeri dari Universitas Islam Negeri
Walisongo. Khoeri menambahkan kelancaran terbitan media pers kampus sangat
bergantung pada birokrasi.
Sebagai
mahasiswa bagian dari universitas, semestinya mengetahui posisi dan fungsi dari
mahasiswa pegiat pers. “Kita adalah pengontrol kebijakan, bukan pengambil kebijakan.
Ada cara yang dapat dilakukan oleh mahasiswa agar dapat lebih berekspresi,”
ujar Rizky Haerul Imam, Presiden BEM Undip. Menurut Rizky cara tersebut adalah
membuat berita dengan penyampaian yang rasional.
“Berikan
maksud secara jelas, rasional, dan sampaikan gagasan yang baik dengan
memberikan data yang lengkap,” tambah Nurul Hasfi. Selain itu, menambahi
perkataan Rizky, Hasfi memberikan saran untuk penguatan media pers terhadap
birokrasi.

Cara
berbeda yang dilakukan oleh mahasiswa adalah penyampaian secara rasional “
Berikan maksud secara jelas, rasional dan sampaikan gagasan yang baik itu
dengan memberikan data yang lengkap.” Kata Nurul Hasfi. (Nida Usanah) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *