LINIKAMPUS Blog Uncategorized Memaknai Genre Musik Ala Lyla Band
Uncategorized

Memaknai Genre Musik Ala Lyla Band

Lyla Band tampil menjadi bintang utama dalam perayaan Inaugurasi Unnes 2016. [Doc.BP2M/Dian]
“Musik itu ibarat
interp
restasi pikiran.
Simpelnya, musik adalah sarana untuk meraih kebahagiaan
,ujar Indra
Perdana Sinaga, Vokalis Lyla Band.

Sejak kemunculannya  pada 1 Juli 2006,  melalui karyanya Lyla Band setia menyapa pendengar musik
tanah air. Sebetulnya  kemunculan pertama
band yang di usung Naga ini adalah Band Mahameru, namun  pada November
2007, Lyla menandatangani kontrak dengan label rekaman Alfarecords. Dari
sinilah ide penggantian nama dimulai. Nama Mahameru dianggap tidak sesuai
dengan genre musik yang diusung.  

Pada dasarnya Lyla tetap konsisten
mengusung genre musik yang telah populer di Indonesia pada tahun 1960-an. “Untuk
genre musik, basik kita tetap pop” tutur Indra Perdana Sinaga (Vocalis Band
Lyla). Rabu, (23/11).
Keberadaan single baru Lyla berjudul Turis menunjukkan bahwa Lyla berani keluar dari zona pop
untuk mencoba genre musik berkelahiran Jamaica, yaitu reagge. “Walaupun genre
musik mengusung pop, kita juga menambahkan unsur lain, seperti reagge, punk, blues, elektronik musik,” kata Naga.

Ia juga menuturkan bahwasannya genre
musik hanyalah perihal selera, kenyamanan bermain bagi personil dan penyanyi, “Kalau
senang dengan genre jalur apa saja, ya mainkan saja” terangnya saat ditemui di
Gedung Serba Guna (GSG), Fakultas Ilmu Keolahragaan sebelum penampilannya pada
Inagurasi Universitas Negeri Semarang.

Beberapa pemusik memiliki idealisnya
masing-masing dalam mengusung genre musik, seperti yang dilansir
dari bp2munnes.org. Tresno, Vocalis
Band Tip-X yang pernah bertandang ke Unnes, Kamis, (26/11) mengatakan
sejak berdirinya Tipe-X 1995 sampai sekarang, Tipe-X tetap konsisten pada musik
SKA. Dia juga mengatakan, bermain musik
harus konsisten untuk membuktikan pada masyarakat luas bahwa Tipe-X konsisten
dalam bermusik.
Saat disinggung mengenai idealisme dalam genre bermusik, Naga beranggapan,
“Idealis musik kita adalah
pop. Dibilang idealis atau tidak bergantung.”

Bagi Rivalni, alumni mahasiswa Polines,
Jurusan Akuntansi yang juga tergabung dengan Lyla Community merespon baik
dengan perubahan genre musik yang digawangi Lyla.

“Nuansa baru lebih energik dan ndak cuma galau, dan bisa memotivasi.” Dia juga menilai musisi harus tahu semua genre, agar lebih menunjukan
kemampuannya. [Dian, Laeli]     

Exit mobile version