Gagal Jadi Presiden Mahasiswa, Nanda Jabat Ketua Forum UKM
Beranda Berita Kabar

Gagal Jadi Presiden Mahasiswa, Nanda Jabat Ketua Forum UKM

Ketua Lembaga Kemahasiswaan (LK), Forum Unit Kegiatan Mahasiswa (FUKM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Negeri Semarang telah dilantik pada Jumat, 19 Februari 2021. Namun, terpilihnya Nanda Pramudia Firdaus sebagai Ketua FUKM dinilai tidak transparan dan dipersoalkan di kalangan mahasiswa.

Dimas Nur Wicaksono, Ketua UKM Cakra merasa bahwa pemilihan dan pelantikan ketua FUKM 2021 terkesan mendadak dan kurang transparan.

“Nah ini juga masih (jadi) sebuah pertanyaan kecil juga bagi saya. Kalau ketua forum sebelumnya, saya lumayan tahu dan kenal. Namun ketika pemilihan ketua baru, saya sendiri sama sekali tidak tahu mekanismenya bagaimana,” kata Dimas (20/2).

Setelah dikonfirmasi pada Senin (22/2), Nanda menuturkan bahwa dirinya dipilih sebagai koordinator pusat forum ketua UKM atas rekomendasi dari bidang kemahasiswaan. Menurut  Nanda, pemilihan ketua FUKM pada Selasa, 16 Februari lalu juga merupakan pertemuan antara tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden BEM KM Unnes 2021 dengan pihak rektorat, berkaitan dengan sengketa Pemira (pemilihan umum raya). Namun pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh pasangan calon nomor urut tiga.

“Dari situ Pak Fathur merekomendasikan, memutuskan bahwasanya paslon (nomor urut) 2 yang kemarin sudah dilantik di (hari) Jumat, mereka tetap dilanjutkan saja. Lha sedangkan untuk saya pribadi diamanahi bidang kemahasiswaan untuk memegang forum UKM,” kata Nanda.

Hal tersebut dibenarkan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Abdurrahman. “Iya,” balasnya singkat saat dihubungi melalui pesan teks WhatsApp, Selasa (23/2). Namun, ketika ditanyai alasan merekomendasikan Nanda sebagai ketua FUKM, Abdurrahman tidak membalas dan pesan hanya dibaca centang biru.

Mekanisme Pemilihan Ketua FUKM

Menurut Ketua FUKM 2020, Arif Febriyana, ketua FUKM dipilih berdasarkan musyawarah dari ketua-ketua UKM yang telah dilantik. “Pemilihan dilakukan setelah pelantikan UKM di universitas,” katanya (21/2).

Nanda juga mengatakan hal yang sama, bahwa sebelumnya ketua FUKM dipilih berdasarkan musyawarah. Tetapi, ia menjelaskan bahwa terkait pemilihan ketua FUKM tahun ini memang sedikit berbeda dan secara langsung direkomendasikan oleh bidang kemahasiswaan.

“Akan tetapi karena tahun ini ketua FUKM itu dilegalkan, dalam artian di SK-kan, mempunyai SK (surat keputusan) dari rektorat jadi secara legalitas kewenangan ketua FUKM itu mempunyai legitimasi yang tinggi untuk menetapkan kebijakan,” katanya.

Di sisi lain, Ratna Nurtanti, Ketua UKM Penelitian (UKMP) 2021 menuturkan bahwa dirinya tidak mendapat informasi terkait pemilihan Nanda sebagai Ketua FUKM Unnes 2021. “Sejujurnya saya tidak tahu kalau Mas Nanda itu menjadi ketua FUKM. Karena saya juga tidak mendapatkan informasi tersebut dari grup FUKM dan untuk pemilihannya sendiri saya juga kurang tahu bagaimana teknisnya. Dan di grup FUKM kemarin saya hanya diberi informasi mengenai kapan jadwal pelantikan LK (Lembaga Kemahasiswaan), FUKM, dan UKM saja,” katanya (23/2).

Tidak hanya Ratna, Kristi Dese Imanuel selaku Ketua UKMP 2020 juga mengatakan bahwa tidak ada informasi maupun ajakan diskusi atau musyawarah pemilihan ketua FUKM 2021. “Saya baru menanyakan kepada ketua FUKM 2020. Ternyata benar, tidak ada musyawarah dalam pemilihan ketua FUKM 2021 karena langsung ditunjuk oleh rektor,” kata Dese (23/2).

Begitu juga Dimas, ia mengatakan bahwa terpilihnya ketua FUKM tersebut baru diketahuinya setelah pelantikan berlangsung. “Bisa jadi ada musyawarah tapi saya tidak diajak, soalnya tidak hanya ketua, pembina atau pembimbing UKM saja juga saya baru tahu setelah diadakan pelantikan tersebut,” katanya.

Ia juga menganggap bahwa pelaksanaan pelantikan kemarin terkesan hanya sebagai seremoni saja di awal tahun. Menurutnya, pemilihan ketua FUKM dan pelaksanaan pelantikan tersebut tergesa-gesa dan kurang adanya pemberitahuan sebelumnya. Ia berharap, pemilihan ketua FUKM selanjutnya lebih transparan.

“Semoga pemilihan ke depannya lebih melakukan transparansi, ketuanya juga kalau bisa yang sudah ikut bagian di UKM dan peduli, dan kalau bisa diadakan acaranya pasti, jangan lupa sosialisasi,” katanya.

Rencana FUKM 2021

Di masa kepemimpinannya sebagai Ketua FUKM, Nanda mengatakan bahwa dirinya akan menjalankan tugas pokok organisasinya berkaitan dengan UKM. Berdasarkan penuturannya, ada tiga tupoksi, yakni fungsi koordinasi, fungsi pelaporan, dan fungsi evaluasi.

“Di fungsi koordinasi ini kan kita melakukan koordinasi biar UKM saling bersinergi. Kita bersama ketua UKM memetakan kemungkinan penyelenggaraan kegiatan kepada lembaga, pembinaan mental kebangsaan dan juga meningkatkan perguruan tinggi,” katanya.

Selanjutnya, terkait fungsi pelaporan, ia mengatakan bahwa dirinya bersama dengan pengurus forum UKM akan melaporkan kepada Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan berkaitan dengan aktivitas unggulan yang dilakukan oleh teman-teman UKM. “Kita sebagai narahubung, mungkin lebih ke ranah advokasi apa yang dibutuhkan teman-teman UKM juga,” katanya.

Sementara itu, pada fungsi evaluasi, ia menjelaskan akan bersama-sama memberikan masukan serta melakukan evaluasi terkait penggunaan anggaran oleh UKM. “Dan selanjutnya kita bisa menyusun laporan enam bulanan seluruh UKM untuk kemudian kita lakukan evaluasi bersama,” katanya.

 

Reporter: Alya & Annisa

Editor: Niamah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *