Tengok Bustaman V: Upaya Menggeliatkan Kembali Festival Kampung
Kabar Kilas

Tengok Bustaman V: Upaya Menggeliatkan Kembali Festival Kampung

Pameran Seni di Bustaman V (BP2M/Naufal)

Tengok Bustaman hadir kembali setelah absen selama pandemi. Tengok Bustaman V yang bertajuk Ingatan Bustaman ini diadakan selama tiga hari, mulai 26 hingga 28 November 2021. Acara ini memiliki kegiatan yang beragam, seperti kegiatan kesenian, musik, forum, tahlil bersama, menonton film, dan berkunjung ke pameran seni.

Dipilihnya tema Ingatan Bustaman pada Tengok Bustaman V sebagai upaya untuk mengingat kembali kegiatan-kegiatan Tengok Bustaman I sampai IV. Selain itu, kegiatan ini menjadi ruang bagi masyarakat untuk berkegiatan bersama lagi.

“Tema Tengok Bustaman kelima ini adalah Ingatan Bustaman. Itu adalah sebuah respons dari kondisi saat ini yang sejak dua tahun terakhir pandemi, tak banyak aktivitas atau kegiatan masyarakat yang bisa dilakukan bersama seperti biasanya,” ujar Tommy, kurator Tengok Bustaman V.

Tengok Bustaman diadakan di Gang Kampung Bustaman, Jalan MT. Haryono, Purwodinatan, Semarang Tengah, Kota Semarang. Begitu pengunjung masuk ke gang akan disuguhkan lukisan mural dan prakata dari kurator, Tommy Ari W. Di kanan dan kiri terdapat warga yang sedang bercengkerama, berjualan, dan anak-anak yang asyik mondar-mandir. Di tengah gang terdapat pameran seni yang menampilkan lukisan mural Ingatan Bustaman, foto-foto kegiatan warga, dan sejarah kegiatan Tengok Bustaman.

Dokumentasi kegiatan warga Kampung Bustaman (BP2M/Naufal)

Tengok Bustaman ditutup dengan pemutaran film pendek mengenai sejarah serta kegiatan masyarakat sehari-hari termasuk saat kegiatan Tengok Bustaman berlangsung. Disusul dengan penampilan para band, seperti Bhakta Murti, Wol, Dialetika, Pohon Sardjono, Scaregrind, dan Undlar. Keduanya dilakukan di Gang Bustaman menggunakan layar LCD dan panggung kecil yang sesuai dengan lebar gang. Para pengunjung menonton bersama pertunjukkan seni yang jarang sekali digelar di gang kampung.

“Selama ini kita tahu band-band itu kan di ruang-ruang model konser gitu, ya. Jarang banget ada konser-konser di kampung yang mengangkat isu-isu di kampung itu sendiri. Jadi, seni itu bukan hanya soal kesenangan, tapi juga hiruk pikuknya kampung,” tutur Iqbal, pengunjung Tengok Bustaman V.

Kegiatan Tengok Bustaman juga menjadi alternatif masyarakat untuk mengenal budaya di luar kampung. Selain itu, acara ini bisa menjadi alternatif untuk berinteraksi dengan masyarakat di luar Kampung Bustaman yang beragam, karena pengunjung Tengok Bustaman V tidak hanya berasal dari kalangan warga lokal, namun juga mahasiswa dan masyarakat dari luar Kampung Bustaman.

“Bagus (kegiatan Tengok Bustaman V), biasanya kan mereka cuma lingkup di sini-sini (sekitar Kampung Bustaman) aja, ya. Sekarang, dengan adanya ini, dia (warga Kampung Bustaman) bisa welcome ke orang luar, melihat culture luar seperti apa,” Ujar Rora, warga Kampung Bustaman.

 

Reporter: Alisa & Naufal

Editor: Hani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *