LINIKAMPUS Blog Sastra Puisi Cinta; Dosa dan Karma
Beranda Puisi Sastra

Cinta; Dosa dan Karma

Ilustrasi Cinta; Dosa dan Karma [BP2M/Alfiah]

Survei Sikap Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Terhadap Aksi Demonstrasi

Oleh: Irham Fajar Alifi*

 

Cinta; Dosa dan Karma

Mengapa kasih?

Kita tenggelam menjadi cinta

Mabuk ke dalam sukma

Dan terbang dalam bias angan-angan

 

Sementara,

Yang menunggu kita hanyalah kematian

Dari malam-malam

Kita hias bilik temaram

Dengan nafsu dan dosa

 

Lalu kita diam di ujung karma

Terlelap dan lupa.

Memantik gemuruh sudut-sudut langit

Berisi umpatan; hina! hina! hina!

 

Bingung

Aku mandatkan pada maheswara, perihal rasa; asa binasa

Setelah dewi cinta berkhianat tepikan setia ke lain dermaga

Biarkan malam ini; ku ramu wajahmu bersama anggur

Kepada botol-botol yang disuguhkan

 

Memangkukan ingatan pada dipan jamuan;

Lalu menyantapnya sebagai hidangan pembuka.

Lagu-lagu dimainkan, dengan nada-nada sengsara

 

Selesainya, tawa pecah di tepian jalan

Bersambut langkah yang tak tegap dan akal yang tak sehat

Mengadu pada tembok-tembok dan lampu-lampu malam

Menangis, lalu hinggap pada keheningan

 

Menamai Kota

Kupikir selalu ada kisah romantis

Dari wajah dan wangi tubuhmu

Dari tangan lelaki pemungut hari

Dari gelayut senyum wanita-wanita malam

 

Orasi-aksi kasta terpelajar

Di pelataran monumen, tugu, museum

Menjamah akal-akal halus

Atau, sekadar mencari nilai bagus? entahlah

 

Lidah manismu terjulur panjang

Memberi tepi bagi kaki para pedagang

Picing mata para gelandangan

Menerka hitam tudung kepala para penguasa

 

Cinta; Karma dan Dosa II

Malam menjelma fajar dari jingga mentari muda

Sebelum selesai kita pungut sisa-sisa surga

Dari harta karun perang yang kita menangkan

Tinggal letih menggugat badan, dari tepian bilik

 

Mawar merah, wangi kasturi; hanya mampu bisu

Dibungkam, dilempar, dan ditampar

Musim-musim resah dari nadi dan nafas

Tersengal dan terpenggal dari ingatan yang tersisa

 

Adakah kemenyan dan melati, cukup membayar dosa kita, kasih?

Atau manis anggur dan delima dari halaman hati?

Pada siapa lagi harus kutanya,

Sementara kini, rumput bergoyang tak ingin bersuara

 

 

*Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS Unnes 2020

Exit mobile version