PKKMB Unnes 2022: Ricuh hingga Sukses Pecahkan Rekor
Kabar Kilas

PKKMB Unnes 2022: Ricuh hingga Sukses Pecahkan Rekor

Kamis (18/08), Pelaksanaan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) pada hari pertama di Universitas Negeri Semarang (Unnes) 2022 sempat diwarnai kericuhan. Terjadi aksi dorong-mendorong oleh beberapa panitia fakultas pada pukul 08.32 WIB di depan Auditorium Prof. Wuryanto. Di lain sisi, PKKMB Unnes 2022 juga sukses pecahkan rekor dari Lembaga Prestasi Rekor Indonesia Dunia (LEPRID)

“Kericuhan terjadi karena adanya saling dorong oknum dari fakultas yang sengaja ingin masuk, yang saya tangkap mereka ingin mendampingi adik-adiknya (maba). Mungkin juga ingin merasakan euforianya,” ujar Legenda Gantar Negara selaku Koordinator Divisi Acara PKKMB Unnes 2022.

Menteri Kajian dan Aksi strategis (Kastrat) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) Fawwaz, meminta  panitia dari seluruh fakultas untuk masuk ke dalam auditorium guna mendampingi mahasiswa baru (maba) yang mengikuti PKKMB. “Semua harus masuk, kalau tidak masuk kami tarik seluruh maba.” 

Terkait pihak fakultas yang memaksa masuk auditorium, Gantar menegaskan tidak menyetujui permintaan tersebut. Ia menyatakan bahwa yang boleh memasuki auditorium hanya yang mendapatkan undangan. Akan tetapi, setelah terjadi perdebatan, akhirnya panitia FH berhasil  memasuki auditorium pada pukul 09.25 WIB.

Selain itu, Gantar juga menanggapi permasalahan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) yang membawa maba lebih dari jumlah yang ditentukan.

“Terkait dengan FBS kabarnya ada pemberitahuan supaya maba yang ikut PKKMB daring untuk ikut luring. Mereka diminta untuk arak-arakan bersama. Tapi dari kami hanya mengizinkan 50 mahasiswa saja yang masuk auditorium,” ungkap Gantar.

Menanggapi hal tersebut, Ketua BEM FBS Idris, mengungkapkan alasan dirinya meminta panitia FBS untuk membawa maba lebih dari ketentuan, “Karena saya rasa bahwa adik saya yang 400 juga memiliki rasa tanggung jawab yang sama. Mereka harus memenuhi kehadiran mereka (mengikuti arak-arakan) di universitas untuk melaksanakan PKKMB. Meskipun mereka dihadirkan secara daring.”

Idris juga menambahkan bahwa maba yang mengikuti arak-arakan adalah mereka yang kebetulan sudah ada di Semarang. “Jadi saya ajak sekalian. Mereka yang tidak masuk auditorium kembali ke fakultas dan ada kegiatan yang didampingi oleh panitia pendamping fakultas,” jelas Idris.

Kemudian Gantar juga menjelaskan bahwa pada awalnya pelaksanaan PKKMB direncanakan secara daring. Tetapi, lantaran pandemi Covid-19 beralih status menjadi endemik maka dibuatlah skema hybrid. “Ada 450 maba sarjana, 50 dari pascasarjana, dan 15-20 mahasiswa internasional yang ikut luring,” ucapnya.  

Meskipun sempat ricuh, pelaksanaan PKKMB Unnes 2022 di hari pertama tetap berjalan lancar. Kericuhan yang terjadi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jalannya acara.

PKKMB Unnes Pecahkan Rekor Pembersihan Sampah Plastik

Menariknya, saat acara PKKMB hari pertama, Unnes berhasil memecahkan rekor dunia dari salah satu tugas campaign lingkungan dengan membersihkan sampah plastik di selokan oleh seluruh maba Unnes. Rekor tersebut diberikan oleh LEPRID.

“Pemecahan rekor ini dilakukan secara hybrid dengan teknis maba yang daring membersihkan selokan di daerah rumahnya dan direkam lalu untuk maba yang luring membersihkan selokan sekitar Unnes pada tanggal 16 Agustus kemarin,” ungkap Gantar.

Gantar juga menjelaskan alasan dari tugas champaign lingkungan, “Latar belakangnya berangkat dari darurat sampah plastik, kenapa di selokan karena sekarang memasuki musim kemarau, jadi untuk mengantisipasi musim hujan agar tidak terjadi banjir,” jelasnya.

Lalu, untuk tema PKKMB Unnes 2022 sendiri Gantar menuturkan bahwa temanya diambil dari akronim MAHESA, Mengukir Asa Harapan Elaborasi Satu Asa.

Sementara itu, PKKMB Unnes 2022 hari pertama selesai pada pukul 12.23 WIB.

Gelar Arak-arakan Fakultas, Flashmob PKKMB Berjalan Terlambat

Pada hari kedua PKKMB (19/08), dimulai dengan penampilan flashmob yang diikuti oleh beberapa fakultas, seperti Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), dan  Fakultas Ekonomi (FE).

Flashmob berjalan sedikit terlambat dikarenakan maba tidak berkumpul di lapangan rektorat yang menjadi titik kumpul dan memilih berkumpul di fakultasnya masing-masing. 

“Sangat disayangkan, tadi yang datang on time hanya dari Fakultas Hukum dan beberapa maba dari fakultas lain yang memilih untuk mengikuti flashmob. Sedangkan sebagian besar maba sisanya digiring untuk berkumpul di fakultas terlebih dahulu (mengikuti arak-arakan) baru ke universitas,” jelas Gantar.

Ia menegaskan bahwa panitia juga sudah berkomunikasi dengan pihak panitia fakultas agar maba langsung menuju ke lapangan rektorat untuk melakukan flashmob. Namun, pihak fakultas lebih memilih untuk berkumpul di fakultas masing-masing dan mengadakan arak-arakan.

Anggita Yarsareh, Sekretaris Departemen Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa BEM FIP menjelaskan alasan fakultasnya melakukan arak-arakan. Menurutnya, arak-arakan tersebut sebagai bentuk simbolis bahwa pihaknya menyambut maba sebagai keluarga baru FIP. “Untuk seru-seruan dan menumbuhkan semangat para maba juga. Kita anggap filosofinya seperti keluarga sendiri dan antar jemput mereka,” jelas Anggita.

Sedangkan itu, salah satu maba yang mengikuti arak-arakan, Lira Aura dari jurusan Bimbingan Konseling menjelaskan kronologi adanya arak-arakan, “Iya tadi kumpul dulu, dari fakultas ngarahin, diajarin yel-yelnya terus baru kesini ramai-ramai. Lebih ke arah ngobrol-ngobrol aja sambil kumpul,” katanya.

Sebagian besar maba dari beberapa fakultas berkumpul di lapangan rektorat setelah arak-arakan (19/08). [BP2M/Arindra Rifky S]
Dari Menyenangkan hingga Bosan, Beginilah Tanggapan Maba

Terkait dengan acara PKKMB, Marlinda Dwi Arifati, maba Pascasarjana Unnes mengungkapkan kesannya mengikuti PKKMB luring hari pertama, “Menyenangkan, acaranya cukup meriah. Panitia dan penyelenggaranya juga luar biasa. Terutama kita juga mendapat rekor, itu suatu kebanggaan,” ucapnya.

Sekar Puji Astuti, maba jurusan Psikologi mengungkapkan kesannya saat mengikuti PKKMB luring hari kedua, “Dua-duanya seru, tapi hari kedua lebih terasa suasananya. Bener-bener seperti PKKMB yang diharapkan,”  ungkap Sekar.

Sependapat dengan Sekar, salah satu maba jurusan Ilmu Politik dan Kewarganegaraan Ahmad Gusti Rahim, mengatakan bahwa, “Lebih menyenangkan hari kedua, karena ada interaksi langsung dengan pemateri, seperti saat talkshow dengan habib yang membuat Mahesa tertawa lepas,” kata Gusti.

Berbeda respons dengan maba yang mengikuti PKKMB luring, Zahrany Athayaika Wiraditya, maba Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) menyampaikan kesannya mengikuti PKKMB secara daring. “Bosan, karena cuma bisa mendengarkan. Kalau luring kan bisa bertemu banyak teman dan rasanya lebih berkesan kalau PKKMB-nya luring,” ungkap Athaya.

Acara PKKMB hari kedua ditutup pada pukul 11.07 WIB.

 

Reporter: Bowo Arifin Ryan F, Fani Oktaviani, Rossa Maria Gustaf

Penulis: Siska Alfilia Nova

Editor: Febi Nur Anggraini

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *