Jebakan Sesat Pikir
Opini Uncategorized

Jebakan Sesat Pikir

Oleh: Annisa Lufi N.

Media sosial tak ubahnya jalanan. Orang ramai berlalu
lalang, sibuk memperhatikan jalan masing-masing, namun sayang tak saling
kenal.  Mereka sibuk mencari ketenaran
dan lupa ihwal pertemanan.

Dunia maya, hampir semua orang pasti
menggunakan salah satu sarana pertemanan yang berkembang pesat di dunia ini.
Perkembangannya pun tak ubahnya seperti jamur, sebut saja facebook. Jejaring
sosial ini banyak digemari. Hampir setiap orang memiliki akun media sosial
facebook, bahkan satu orang bisa memiliki banyak akun. Seiring dengan
perkembangannya, media ini pun mulai beralih fungsi. Ya, lihat saja beranda di
facebook, dipenuhi iklan dan informasi-informasi yang tak sepantasnya ada pada
media yang katanya dikatakan media pertemanan. 

Seringkali seketika itu saya melihat
kawan saya update status atau bisa
dibilang meng-spam beranda saya setiap 30 menit sekali perihal apa yang dilakukan,
dirasakan, dan berbagai hal lainnya. Menurut saya, itu sangatlah berlebihan. Ironisnya,
tak sengaja saya mendengar kawan saya berceletuk, “Biar! Biar saya spam beranda
orang.” Entah itu bercanda atau tidak, tapi begitulah media pertemanan sekarang.
Sekadar media informasi diri, hingga mengupdate status pun seperti ajang perlombaan.

Parahnya, di media sosial pun orang mencaci
maki begitu bebas. Berbagi foto sebegitu fullgar laiknya model majalah yang tak
dibayar. Saya pun bertanya-tanya sudah tidak ada lagikah urat malu pada
generasi saat ini?

Hilangnya
Pertemanan

Tak hanya itu,  kita memiliki banyak teman tapi menyapa pun
tidak. Hanya itu-itu saja yang kita sapa. Katanya media mencari teman? Saya pun
mulai mempertanyakan fungsinya. Bahkan saat seseorang menyapa seringkali
diabaikan. Sayang sekali bukan memiliki banyak teman bahkan hingga ribuan, akan
tetapi justru terabaikan. Orang-orang justru sibuk memperbarui status. Entah
status makan atau sekadar status hura-hura yang seringkali menspam beranda orang
lain. Inikah media pertemanan?

Meski begitu, salah satu hal ini pun
patut menjadi perhatian. Media sosial dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung
jawab untuk melakukan kejahatan criminal. Hal itu kian menjamur dan memakan
banyak korban. Mulai dari pemerkosaan hingga pembunuhan yang awal mulanya pun
dari perkenalan. Sontak kejadian ini pun terasa miris dan perlu kita kritisi
penggunaan media sosial yang semacam ini. Benar bermanfaatkah media sosial bagi
kita?

*Mahasiswa
Akuntasi 2014

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *