Survei Sikap Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Terhadap Aksi Demonstrasi
Berita Kabar Kilas

Peringati Satu Tahun Ambrolnya Plafon, Aliansi Mahasiswa PGSD Mempertanyakan Transparansi Anggaran

Seorang mahasiswa PGSD Ngaliyan sedang membacakan puisi di depan halaman Gedung Auditorium (BP2M/Rifky)

Pada Sabtu (17/02) Aliansi Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Ngaliyan bersama Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (BEM FIPP) Universitas Negeri Semarang mengadakan aksi bertajuk “Ruwat Rawat PGSD” di depan Gedung Auditorium PGSD Ngaliyan. Aksi dimulai dari jam 16.30 sampai jam 21.00 WIB

Aksi ini bertujuan untuk memperingati satu tahun ambrolnya PGSD dan untuk mempertanyakan transparansi anggaran pembangunan yang belum jelas. Aksi ini terdiri dari penampilan teater, orasi, tur kampus, pentas musik, musikalisasi puisi, dan diakhiri dengan doa dan potong tumpeng.

Fadhillah Bakti selaku koordinator lapangan aksi mengungkapkan alasan dilaksanakannya aksi ini, yaitu untuk menindaklanjuti realisasi audiensi dengan birokrat satu tahun yang lalu. Aksi ini berkolaborasi dengan BEM FIPP dan BEM KM Unnes yang mengawal teman-teman mahasiswa PGSD agar mereka dapat berkuliah dengan aman dan nyaman. 

“Rangkaian aksi di dalamnya berupa orasi, pembacaan puisi, dan pentas musik,” jelas Fadhillah saat ditanya mengenai rundown acara. Tak hanya itu, partisipan aksi juga diajak untuk melakukan campus tour agar mahasiswa kampus Sekaran dapat melihat langsung kondisi fasilitas kampus PGSD Ngaliyan. Ia menambahkan bahwa setelah aksi ini, mahasiswa PGSD Ngaliyan akan mendesak kepastian kepada pihak kampus mengenai transparansi anggaran yang telah dialokasikan.

“Mahasiswa PGSD Ngaliyan akan lebih gencar lagi melakukan pendataan dan mencoba menyuarakan untuk meminta transparansi dari pimpinan jurusan, fakultas, dan universitas hingga mengeluarkan transparansi dana anggaran apakah pembangunannya sudah enam miliar atau belum,” tuturnya.

Aprilia Putri, salah satu mahasiswa PGSD yang mengikuti aksi ini berharap dengan diadakannya aksi, pihak kampus mampu memberikan fasilitas yang merata agar perkuliahan bisa nyaman dan aman.  “Kalau bisa fasilitasnya disamakan dengan kampus yang pusat, agar tidak ada rasa iri dari pihak PGSD sendiri,” ujar Aprilia.

Rangkaian kegiatan aksi dimulai dengan orasi dan pembacaan puisi di dalam pintu masuk Gedung Baru, lalu dilanjutkan dengan campus tour. Setelah itu, acara panggung ekspresi berpindah ke depan halaman Gedung Auditorium PGSD Ngaliyan. Dalam lanjutan acara tersebut, ditampilkan pentas musik, musikalisasi puisi, dan pameran foto. Terakhir, rangkaian aksi ditutup dengan doa bersama dan potong tumpeng.

 

Reporter : Achmad Rizky Surya Karim (Magang BP2M), Puji Listari Febriana (Magang BP2M), Aski Azzahra (Magang BP2M), Lidwina Nathania (Magang BP2M), Raihan Rahmat Darmawan (Magang BP2M), Muhammad Sopian, Ana, Rifky

Editor     : Ary Tama

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *