KKN berbayar masih menjadi polemik di kampus yang mengusung tahun 2017 sebagai Tahun Reputasi ini. Pasalnya, mahasiswa belum menyetujui hal tersebut. Sehingga, hingga saat ini kajian dan pengisian petisi online masih tetap berlanjut. Lini Kampus – Terkait hasil rapat koordinasi KKN 2017 yang diselenggarakan oleh LP2M Universitas Negeri Semarang, Kamis (27/4), yaitu tidak adanya kesepakatan
KKN yang kini berbayar membuat mahasiswa mempertanyakan ketunggalan UKT. Seperti beberapa mahasiswa yang kami wawancarai dan komentar mahasiswa di petisi online BEM KM, mahasiswa menolak KKN berbayar dengan alasan, kami sudah bayar UKT, kalau kami bayar KKN, kemana UKT kami? Lini Kampus – Berkaitan dengan adanya KKN berbayar, mahasiswa masih belum menyetujui hal tersebut. Berawal
Adanya Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 dengan pertimbangan dari pihak birokrat, biaya KKN akan disubsidi dari dana UKT sebesar Rp 295.000,00. Sehingga, mahasiswa hanya membayar sebesar Rp 285.000,00. Lini Kampus – Kamis, (27/4) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Semarang (Unnes), menyelenggarakan koordinasi terkait Kuliah
Lini Kampus – Adanya aksi pagi tadi (10/4) yang menuntut ditambahnya kuota penerimaan mahasiswa PGSD Tegal melalui jalur SBMPTN, akhirnya membuahkan hasil. Surat permohonan pembukaan kuota tambahan SBMPTN ditandatangani oleh ketiga Wakil Rektor Unnes tertanggal 10 April 2017. Surat tersebut ditujukan kepada panitia pusat SNMPTN-SBMPTN 2017 dengan nomor surat 3737/UN37/TU/2017 beralamat di Kantor Pusat Universitas
Aksi pertama Jumat, 7 April 2017, mahasiswa PGSD Tegal masih belum puas atas hasil audiensi tersebut. Pagi tadi (10/4) mereka datang kembali ke rektorat untuk tetap menuntut dibukanya kuota PGSD Tegal melalui jalur SBMPTN. Lini Kampus – Senin pagi (10/4) mahasiswa PGSD Tegal kembali berkunjung ke Universitas Negeri Semarang (Unnes) kampus pusat Sekaran, Gunungpati, Semarang.
Meski Universitas Negeri Semarang telah meraih akreditasi A, berdasarkan laporan tahunan rektor tahun 2016 didapatkan bahwa dari 100 prodi mulai dari D3, S1, S2, maupun S3, sebanyak 36 prodi telah meraih akreditasi A, 40 prodi meraih B, dan sisanya masih C. Bahasa dan Sastra Jawa Upayakan Peningkatan Akreditasi Perjuangan untuk memperbaiki kekurangan terus dilakukan.