Debat Capresma-Cawapresma Unnes 2019, Mahasiswa Perlu Tahu Arah Kedua Paslon
Kabar

Debat Capresma-Cawapresma Unnes 2019, Mahasiswa Perlu Tahu Arah Kedua Paslon

“Kita berharap pemilihan ini nanti bisa lancar, tidak ada hal-hal yang saling protes yang menjadi macet. Saya berharap partisipasi mahasiswa bisa banyak dari tiga puluh lima ribu mahasiswa namun lima puluh persen sudah bagus ya,” ujar Abdurrahman, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.

Sambutan tersebut disampaikan Abdurrahman dalam debat calon presiden mahasiswa dan wakil presiden mahasiswa Unnes pada Senin malam (25/11). Debat yang diadakan di ruang aula C7 Fakultas Ilmu Sosial ini  menghadirkan Fajar-Didik sebagai paslon 01 dan Adzkiya-Khoirul sebagai paslon 02.

Debat diawali dengan perkenalan paslon, penyampaian visi dan misi serta program kerja  dari kedua paslon capresma dan cawapresma.

Paslon 01 menyampaikan visinya yakni mencapai sinergitas ‘Peran Kita’ untuk Unnes dan Indonesia yang berkemajuan.

“Menurut riset kekinian pada abad 21 keterampilan yang paling penting salah satunya adalah critical thinking. Begitu pula bila kita kaitkan dengan kepemimpinan yaitu melihat peluang menyelesaikan masalah dengan berpikir kritis,” ujar Fajar. Didik juga menambahkan misi paslon 01 yakni dapat solid secara internal dan melakukan harmonisasi yang akan menguatkan muruah perguruan tinggi.

Begitupun paslon 02 yang memiliki visi berkaitan dengan visi Unnes ke depan yakni sebuah karya bisa bermakna bagi mahasiswa dan Indonesia . Adzkiya mengatakan akan melakukan diskusi lintas agama dan advokasi Organisasi Daerah (Orda) sebagai langkah konkrit dalam misi makna persatuan. Sementara itu, untuk misi makna keadilan, Khoirul mengatakan bahwa BEM KM seharusnya dapat dirasakan oleh seluruh elemen mahasiswa Unnes.

Debat malam tadi mengusung tema “Aktualisasi Makna dan Peran Mahasiswa Menuju Unnes Mendunia”. Ada beberapa isu yang dibahas dalam debat semalam dan dibagi ke dalam empat sesi. Sesi pertama penyampaian visi dan misi dari masing-masing pasangan calon.

Sesi ke dua yaitu studi kasus dari panelis. Kemudian sesi ke tiga yaitu pertanyaan antarpaslon. Dan sesi terakhir yaitu pertanyaan dari penonton. Elvan Ardi, moderator debat mempersilakan dua panelis yaitu Hanafi Akmal dan Edi Faisol untuk memberikan pertanyaan dan tanggapan.

Penonton debat yang bertanya kepada pasangan calon Presma dan Wapresma, 26/11. [Doc.BP2M Unnes]
Harmonisasi Internal

Di awal sesi ke dua, panelis mengajukan masing-masing isu yang harus dijawab oleh masing-masing paslon. Kedua isu tersebut meliputi isu keharmonisan internal kampus yang sulit direalisasikan dan analisis pemerintahan saat ini sebagai keseriusan wakil rakyat di lingkungan kampus.

Ketika membahas isu mengenai keharmonisan yang sulit direalisasikan,  paslon 01 mengatakan mereka akan  menempuh langkah-langkah konkrit seperti  melalui pendekatan struktural atau kelembagaan  dengan melakukan kunjungan yang tidak hanya sebatas formalitas namun penuh rasa dan mengalir. Selain itu, juga melalui pendekatan intrapersonal atau emosional.

“Karena dengan melalui hal-hal kecil, dapat meningkatkan ikatan personal,” ujar Didik.

Sementara itu, paslon 02 menerangkan bahwa untuk meningkatkan keharmonisan internal kampus, BEM KM mempunyai treatment yang berbeda-beda. Langkah konkritnya yakni dengan membangun komunikasi, bukan hanya sebatas grup namun dapat dirasakan semua elemen mahasiswa.

“Organisasi adalah paseduluran,” ujar Khoirul.

Selanjutnya panelis mengajukan empat studi kasus kepada masing-masing paslon meliputi peran dan fungsi BEM, isu nasional, advokasi, dan sosial masyarakat. Calon presma dan wapresma pun menjawab isu secara bergantian berdasarkan undian studi yang dipilih.

Cerdas Memilih

“Debat capres dan cawapresma ini diadakan karena perlunya kedua paslon dalam memperkenalkan visi misinya, mahasiswa haruslah cerdas dalam memilih serta tahu apa yang mereka pilih. Mahasiswa juga perlu tahu arah paslon pilihannya sehingga mereka memilih bukan karena katanya,” tutur Catur Pamungkas, ketua KPUR KM Unnes.

Catur menuturkan peserta yang hadir dari kalangan mahasiswa dengan target awal yaitu empat ratus orang. Tetapi antusiasme dari peserta cukup tinggi sehingga ruangan pun membeludak. Di tahun ini terlihat jelas antusiasme peserta pemira cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya.

Hal itu ditunjukkan karena kedua paslon berasal dari fakultas yang beragam. Masing-masing pendukung mengeluarkan jargonnya sehingga membuat ruangan penuh sesak dengan suara-suara dukungan.

Baca Juga : Empat Bakal Paslon Presma dan Wapresma Resmi Daftar di KPUR KM Unnes

Ketika acara selesai, tim Linikampus menyambangi kedua paslon untuk memberikan tanggapan terkait debat malam ini. Dari paslon 02, Adzkiya berharap dari acara ini ia bisa mengetahui gagasan paslon sehingga mempunyai gambaran tahun 2020.

Ia menilai bahawasanya dalam suatu dialog, kunci utama yaitu kesabaran dan apa yang sudah disampaiakan di aula bisa terealisasikan oleh masing-masing paslon ketika diamanati mahasiswa.

Khoirul menambahkan segala ide dan gagasan aspirasi dari timnya ke depan akan lebih ke pembahasan yang substansial.

Sementara itu dari paslon 01, Fajar menuturkan bahwa ia mengapresiasi KPU dan Banswara yang telah menyelenggarakan agenda penting ini untuk mencerdaskan mahasiswa terutama mahasiswa yang belum menentukan pilihan yang mana menjadi ajang edukatif untuk mereka.

Ia berharap ruangan debat dapat diperluas serta bisa disiarkan langsung lewat Instagram, sehingga siapapun bisa melihat. Ia menyayangkan jika adu gagasan hanya dilihat oleh kelompok-kelompok yang menonton debat secara langsung.

Penulis: Alya, Marselli, Novan, Riyo, Wiyar (Magang Linikampus)

Editor  : Niamah

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *